Saturday, October 31, 2015

Sejarah Kemerdekaan Suriah

Suriah merupakan salah satu pusat peradaban paling tua di muka bumi. Penggalian oleh para arkeolog pada 1975 di Kota Ebla bagian utara Suriah menunjukkan, sebuah kerajaan Semit sempat berdiri dan menyebar dari Laut Merah ke Turki dan Mesopotamia pada 2500-2400 SM.

Geografis Suriah

Suriah adalah sebuah Negara yang terletak di ujung timur Laut Mediterania dengan di sebelah barat berbatasan dengan Lebanon dan Israel, Turki di sebelah utara , serta Irak di sebelah timur , dan Yordania di sebelah selatan . Sementara itu meski negeri ini terletak di Pantai Timur Laut Mediterania, namun wilayah pantai (pesisir) Suriah hanya merupakan dataran sempit. Di wilayah timur Negara ini terdapat Gurun Suriah dan di selatan ada kawasan Jebel Druze Range. Dataran tertinggi di Suriah adalah Gunung Hermon (2.814 m) yang terletak di perbatasan Lebanon .


Penduduk
Penduduk Suriah berdasarkan sensus tahun 2010 tercatat sebanyak 22.517.750 orang dengan mayoritas merupakan etnis Semit. Komposisi penduduknya berdasarkan agama yang dianut adalah Muslim Sunni 74%, 16 persen terdiri atas kelompok Muslim lainnya termasuk Alawi, Syiah dan Druze Sementara 10% adalah warga Kristen. 

Sejarah Kemerdekaan Suriah
Pada 1920, sebuah kerajaan Arab dibawah kekuasaan Raja Faysal dari keluarga Hashimiah didirikan di Suriah. Tidak hanya menjadi raja Suriah namun Raja Faysal juga menjadi Raja di Irak. Kekuasaannya di Suriah berakhir seiring dengan kekalahan pasukannya melawan Prancis dalam pertempuran Maysalun. 

Selama beberapa tahun, Liga Bangsa-Bangsa memberikan mandat pada  Perancis atas wilayah Suriah, namun dalam perjalanan waktu kaum nasionalis Suriah pun terus melakukan pemberontakan menuntut kemerdekaan penuh atas negaranya sehingga pada tahun 1930 , Perancis mengakui Suriah sebagai Negara republik yang merdeka tapi masih tunduk pada mandat. Pada tahun 1940 Perancis terpuruk dalam Perang Dunia II kendali atas Suriah pun segera beralih pada Pemerintahan Republik Vichy (Pemerintahan Boneka Perancis-Pro NAZI) hingga pada akhirnya Pemerintah Inggris dan Perancis kembali menjajah negara tersebut pada Juli 1941 dan menjadikanya sebagai salah satu pangkalan sekutu di Timur Tengah. Namun penjajahan kali ini tak berlangsung lama karena kelompok nasionalis Suriah mendesak agar Prancis segera menarik keluar pasukannya dari Suriah pada bulan April 1946 sehingga membuat Pemerintahan Republik Suriah dapat memperoleh kemerdekaan berdaulat penuh atas wilayahnya yang diikuti dengan deklarasi kemerdekaan pada 17 April 1946

Republik Persatuan Arab
Pada tahun 1958 , Mesir dan Suriah bersatu membentuk Republik Persatuan Arab , dengan Gamal Abdel Nasser dari Mesir sebagai presiden. Namun persatuan ini tidak berhasil sehingga memicu terjadinya kudeta militer pada 28 September 1961. Suriah pun akhirnya memisahkan diri dan bangkit kembali sebagai Negara Republik Suriah.

Kudeta Militer
Setelah kemerdekaan kedua Suriah, pasca runtuhnya Republik Persatuan Arab, pemerintah Suriah pun membentuk Kabinet baru dibawah bayang-bayang  dominasi Partai Ba'ath.

Kudeta militer kembali terjadi kembali pada 13 November 1970 di bawah pimpinan Menteri Pertahanan Suriah saat itu Hafiz al-Asad yang langsung menobatkan dirinya sebagai Perdana Menteri. Setelah 30 tahun berkuasa penuh atas Suriah pada 10 Juni 2000 Hafiz al-Assad pun tutup usia. 


Pada tahun 2000 terjadi perubahan konstitusi untuk memungkinkan putra Hafiz al-Assad, Bashar al-Assad untuk maju sebagagi calon presiden dalam Pemilu, sehingga akhirnya pemilu dapat dilaksanakan dimana Bashar Al assad maju mencalonkan diri tanpa pesaing. Bashar al-Assad pun akhirnya dilantik secara resmi sebagai Presiden pada 17 Juli 2000 untuk masa jabatan 7 tahun.
Sejarah Kemerdekaan Suriah
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.