Friday, October 30, 2015

Trans Pasific Partnership (TPP), Era Perdagangan Bebas

Pada 27 Oktober lau Presiden Indonesia mengeluarkan kebijakan yang cukup kontroversial dengan menyatakan, Indonesia akan bergabung menjadi anggota Trans Pasifc Partnership (TPP) yang mengundang reaksi keras berbagai pihak karena menganggap ekonomi kita belum mampu bersaing dengan ekonomi negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Singapura, Selandia Baru dan lainya. Hali ini jelas karena TPP akan mendorong liberalisasi ekonomi di Indonesia makin cepat padahal pengalaman telah menunjukan bahwa bersaing dengan China dalam Perdagangan bebas ASEAN dan China saja kita masih kewalahan dan meminta penundaan satu tahun apalagi mau bersaing dengan negara-negara maju diatas China
Kebijakan ini dinilai sangat emosional karena tak memperhitungkan dampek dan potensi ekonomi kita dan lebih dirasa agar negara kita tak jauh ketertinggalan dari dua anggota ASEAN lainya yang telah ikut TPP yaitu Singapura dan Vietnam

Trans Pasific Partnership (TPP)
Perjanjian Kemitraan Ekonomi Strategis Trans-Pasifik (TPSEP atau P4) atau yang lebih sering kita kenal dengan nama Trans Pasific-Partnership (TPP)  adalah perjanjian dagang antara Brunei, Chili,Selandia Baru, dan Singapura yang telah dimulai sejak  3 Juni 2005. Tujuannya adalah mendorong liberalisasi negara-negara di kawasan Asia-Pasifik untuk mengurangi proteksi lokal negara-negara anggotanya.

Sejak tahun 2010, TPSEP telah memperluas jangkauan sektor kemitraan serta jumlah anggotanya lalu mengganti namanya menjadi Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) yang merupakan perluasan dari TPSEP. Sa’at ini anggota TPP berjumlah 12 Negara antara lain Australia, Brunei, Chili, Kanada, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, Amerika Serikat, dan Vietnam pada Agustus 2013.

TPP digambarkan sebagai perjanjian "berstandar tinggi" yang diarahkan untuk menangani masalah perdagangan abad ke-21, Negosiasi antar negara anggota yang sedang berlangsung sering dihujani kritik dan protes dari masyarakat, aktivis, dan pejabat, dikarenakan sifatnya yang rahasia, luasnya cakupan perjanjian, serta klausul kontroversial yag ada dalam draf rancangan perjanjian tersebut

Trans-Pacific Partnership (TPP) adalah perjanjian perdagangan yang diusulkan antara dua belas negara kawasn Pasifik mengenai berbagai hal kebijakan ekonomi, tentang yang tercapai kesepakatan pada 5 Oktober 2015 setelah 7 tahun perundingan. Tujuan perjanjian ini telah untuk "mempromosikan pertumbuhan ekonomi; mendukung penciptaan dan retensi pekerjaan; meningkatkan inovasi, produktivitas dan daya saing; meningkatkan standar hidup, mengurangi kemiskinan di negara anggota, dan meningkatkan transparansi, tata pemerintahan yang baik, dan tenaga kerja ditingkatkan dan perlindungan lingkungan.

Potensi anggota
Keanggotan TPP yang semakin meluas tiap tahunya dengan banyaknya negara-negara yang tertarik untuk menjadi anggota yang akan mempercepat liberalisassi ekonomi sehingga menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan internasional yang ada selama ini sehingga membuat daya tarik TPP bagi negara-negara kawasan Asia Pasifik semakin menguat.

Negara-negara lain yang tertarik dalam keanggotaan TPP pada 2010 termasuk Taiwan, Filipina, Kolombia, Thailand, Laos pada 2012, Indonesia pada tahun 2013. Banyak dari negara-negara ini diperlukan untuk mengubah kebijakan proteksionis perdagangan mereka untuk bergabung dengan TPP. Pada 2013, potensi anggota masa depan termasuk Kamboja,Bangladesh dan India. Bahkan Korea Selatan telah menunjukan ketertarikanya sejak tahun 2006 meskipun hingga kini belum resmi menjadi anggota TPP.

Salah satu negara besar di Kawasan Pasifik namun tidak mau terlibat dalam negosiasi ini adalah China. Menurut Brookings Institution di 2013, tantangan yang paling mendasar untuk proyek TPP tentang China adalah bahwa " Tidak mungkin ada daya tarik yang cukup kuat untuk mendorong Cina menandatangani perjajian itu untuk menciptakan standar-standar baru pada perdagangan dan investasinya. China sejauh ini telah bereaksi dengan mempercepat inisiatif perdagangan sendiri di Asia”


Trans Pasific Partnership (TPP), Era Perdagangan Bebas
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.