Sunday, October 25, 2015

Vladimir Putin, Sang Penguasa Rusia Modern

Masa Kecil 
Vladimir Putin lahir St. Petersburg, Rusia pada tanggal 7 Oktober 1962 dengan nama asli Vladimimr Vladimirovich Putin. Vladimir Putin lahir merupakan anak tunggal dari pasangan suami istri Vladimir Spiridonovih Putin dan Maria Ivanovna Putina. Ayahnya bekerja sebagai Tentara Angkatan Laut Uni Soviet dan meninggal pada akhir abad ke-20 Sementara Ibunya hanya seorang karyawan lepas di sebuah pabrik yang meninggal 6 bulan lebih awal dari ayahnya. Ia sebenarnya memiliki dua orang saudara, namun keduanya meninggal yang akhirnya membuat Putih menjadi anak tunggal. Saudara pertamanya meninggal ketika lahir dan yang kedua meninggal karena difteri saat masih kecil. Vladimir Putin yang saat muda memiliki nama panggilan Putka. Meskipun pun mengakui pemerintahan komunis, Putin pun sa’at masih kecil sempat dibaptis berdasarkan kepercayaan Gereja Ortodoks. Putin memiliki kemampuan berbahasa yang baik, terutama dalam bahasa Inggris dan bahasa Jerman. Ia juga memiliki keterampilan dalam bela diri, khususnya sambo, bela diri dari Rusia, dan judo. Ia juga bukan seorang perokok atau tipe pemabuk berat.

Keluarga
Pada 28 Juli 1983 putin menikahi Lyudmila Aleksandrovna  seorang sarjana di bidang filologi di Universitas Negeri Leningrad setelah lulus Lyudmila bekerja sebagai pramugari di Kaliningrad dan sekarang ia bekerja sebagai pengajar. Sama seperti suaminya, ia juga memiliki kemampuan berbahasa yang baik, terutama dalam bahasa Inggris, Jerman, dan Spanyol. Mereka memiliki dua orang anak perempuan yaitu, Mariyana Putina (lahir pada 28 April 1985 di St Petersberg) dan Yekaterina Putina (lahir pada 31 Agustus 1986 di Dresden) Namun pada akhirnya setelah menjalani kehidupan rumah tangga selama lebih dari 30 tahun akhirnya Putin dan Lyudmilla memutuskan resmi bercerai pada April 2014 lalu secara baik dengan alasan yang dirahasiakan.

Karier Putin
Setelah menyelesaikan mendapatkan gelar sarjana hukum pada tahun 1975 dari Universitas negeri di Leningrad, Putin bergabung dalam Dinas Intelijen Uni Soviet Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnost (KGB) dan menjalankan pelatihannya di Leningrad. Semasa berdinas di KGB, Putin ditempatkan di Dresen, Jerman Timur. Dia juga menjadi saksi mata sejarah kejatuhan pemerintahan komunis Jerman timur tahun 1990 lalu.
Namun pada tahun 1990 Putin kembali lagi ke Leningrad dan mengundurkan diri dari KGB dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel. Lalu pada tahun 1991 Kelompok komunis melakukan Kudeta terhadap Mikhail Gorbachev karena tidak setuju dengan ide pembaharuan berupa Glasnost dan Prestroika-nya yang membuat Uni Soviet runtuh, meski demikian kudeta itu berhasil ditumpas dan Gorbachev kembali ke pemerintahan
Lalu setelah pensiun dari KGB pada tahun 1990 dia menjalin aliansi dengan Anatoly Sobchak, walikota St Petersburg, serta berkerja padanya sebagai asisten sejak Maret 1994. Mulai saat itu, karir politik Putin terus menanjak. Pada tahun 1996, Sobchak kehilangan jabatannya dan Putin direkomendasikan sebagai pejabat administrasi kepresidenan oleh Deputi Perdana Menteri Anatoly Chubais. Pada tahun bulan Juli 1998, Putin menggantikan Nikolai Kovalyov sebagai kepala Federal Security Bureau (FSB), sebuah Dinas Rahasia Rusia yang baru. Pada tahun 1999, Putin menjabat sebagai Perdana Menteri, menggantikan Sergei Stephasin yang diberhentikan oleh Presiden Boris Yeltsin. Pada 31 Desember 1999, Boris Yeltsin mengundurkan diri, melihat kekosongan kekuasaan ini putin mengangkat dirinya sendiri sebagai Pejabat Presiden.
Pada pemilihan presiden tanggal 26 Maret 2000 dengan Partai Politiknya, Rusia Bersatu,Putin memenangkan Pemilu dengan mendapatkan perolehan suara 52.94%  pemilih, lalu setelah itu dia dilantik secara resmi sebagai presiden pada tanggal 7 Mei 2000
.
Pasca kemenanganya muncul berbagai komentar positif mengenai Putin, Boris Yeltsin menyatakan kepada seluruh rakyat Rusia bahwa "Dia (Putin) dapat mengulangi kejayaan Rusia yang baru pada abad 21" sementara itu Sergei Stepashin, pejabat yang digantikannya mengatakan bahwa Putin adalah seorang yang jujur dan mantan Presiden amerika Serikat pun memberikan komentar bahwa, Putin mampu untuk menjadikan Rusia sebagai negara yang berprospek dan kuat. Sedangkan mantan Presiden Uni Soviet  Mikhail Gorbachev ketika bertemu dengan Putin pada bulan Agustus 2000 memastikan dia (Putin) tidak akan merusak Demokrasi Rusia.

Tanpa harus diperjelas oleh berbagai pendapat tokoh-tokoh lainya, Putin memang bercita-cita untuk mengembalikan masa-masa kejayaan Rusia yang dirindukan seluruh masyarakat Rusia pada masa Uni Soviet. Langkah awal Putin adalah mengganti lagu kebangsaan Rusia pada masa Yeltsin, “Patrioticheskaya Pesnya” atau yang berarti “Lagu Patriotik” yang tanpa lirik dengan menggunakan lagu kebangsaan Uni Soviet, “Gimn Sovetskogo Soyuza” atau “Himne Uni Soviet” aransemen tahun 1977. Putin mengganti judulnya menjaadi “Gosudarstvenniy gimn Rossiyskoy Federatsii” atau “Himne Federasi Rusia” dengan aransemen gubahan Aleksander Aleksandrov.

Gebrakan selanjutnya melakukan penangkapan terhadap para pengusaha hitam antara lain menahan pengusaha miyak  Yukos Mikhail Khodorovsky lalu menjual sahamnya, serta perlahan lahan melakukakn nasionalisasi terhadap beberapa perusahaan. Beberapa media baik nasional Rusia maupun internasional menyebut bahwa Putin secara perlahan lahan sedang memusatkan kekuasaannya di Kremlin sebagaimana Uni Soviet dahulu. Langkahnya  ini dapat dibaca dari pernyataannya adalah dengan mengatakan bahwa kejatuhan Uni Soviet adalah sebuah tragedi nasional.

Dalam masa kepemimpinannya, Putin dapat membuktikan harapan yang dimiliki orang-orang terhadap dirinya. Ia mampu mengangkat kembali negaranya setelah kejatuhannya yang menjadi tragedi nasional kejatuhan Uni Soviet, dengan menghasilkan banyak kemajuan di berbagai bidang, di antaranya adalah bidang ekonomi, industri, energi nuklir, pertahanan dan militer, lingkungan, serta olahraga. Dalam bidang perekonomian, selama delapan tahun berturut-turut, ekonomi negeri ‘Beruang Merah’ ini tumbuh rata-rata 7% per tahunya, Pendapatan Domestik Bruto pun naik sebesar 72%. Selain itu, Putin juga mampu menjalin hubungan internasional yang baik dengan beberapa segara seperti Amerika Serikat, Inggris, China, Iran, Australia, dan negara-negara Amerika Latin. Dengan begitu banyak hal yang telah ia lakukan untuk negaranya, popularitas Putin selama menjabat sebagai presiden tidak pernah di bawah 65%. Pada bulan Agustus 1999, poplaritas Putin adalah 31%. Dalam tiga bulan, popularitasnya meningkat tajam menjadi 80% dan terus tinggi.
Karena konstitusi Rusia membatasi masa jabatan presiden hanya dua periode, Putin yang ingin berkuasa kembali di Rusia setelah menjabat sebagai Presiden selama dua periode (2000-2004 dan 2004-2008) mengajukan orang dekatnya, Dmitry Medvedev untuk bertarung dalam Pemilu 2008. Akhirnya Dimitri Medvedev bersama Partai Rusia bersatu memenangkan Pemilu sehingga mengantarkan Medvedev menjabat sebagai Presiden, lalu dia menunjuk Putin sebagai Perdana Menteri. Pada masa pemerintahan Medvedev ini diadakan amandemen terhadap Konstitusi untuk menghapus masa jabatan presiden yang hanya dibatasi selama dua perode serta menambah masa jabatan Presiden yang sebelumnya hanya empat tahun menjadi enam tahun Pada Pemilu 2012 lalu, Putin kembali terpilih sebagai presiden dengan total perolehan suara sebanyak 63,6% serta melakukan ‘ukir kekuasaan’ menunjuk Dimitri Medvedev sebagai Perdana Menteri


Yang membuat sosok Vladimir Putin kian menjadi perhatian bagi banyak pengamat politik adalah pandangan dan kebijakan politik yang diterapkan Putin yang sering bertolak belakang dengan negara Barat yang dimotori Amerika Serikat. Seperti menentang Invasi atas Irak pada tahun 2003, Penolakan pemberlakukan sanksi terhadap Iran yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa, serta sempat juga muncul ketegangan atas tindakan terhadap rencana pembangunan sistem pertahanan misil Eropa yang dikhawatirkan akan mengancam Rusia. Putin juga aktif menjalin kemitraan dengan sejumlah negara yang memusuhi Amerika Serikat seperti halnya Kuba dan Venezuela, Iran dan Suriah, Pencaplokan atas Krimea yang membuat Rusia dikeluarkan dari keanggotaan G-8 pada Tahun 2014 dan yang terbaru pada awal Oktober 2015 ini ikut terlibat aktif dalam konflik Suriah dengan mendukung pemerintahan Bashar Ashad melawan pembrontak Suriah yang didukung Amerika Serikat .
Vladimir Putin, Sang Penguasa Rusia Modern
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.