Beberapa waktu lalu (28/9) masyarakat kita dihebohkan dengan terjadinya peristiwa alam langka, dimana bulan yang biasa kita lihat berwarna biasanya kuning keemasan akan berubah menjadi semerah darah saat gerhana total terjadi Sabtu 4 April mendatang. Fenomena yang biasa disebut sebagai blood moon ini bisa dilihat di seluruh Indonesia. Lalu apa penyebab perubahan warna ini ?
Peristiwa ini akan terjadi ketika Bumi secara sempurna akan menutupi Bulan dari cahaya Matahari. Lebih istimewa lagi, pada fenomena Blood Moon kali ini Bulan dan Bumi berada dalam jarak terdekatnya.
Dalam fenomena ini, sinar Matahari akan memancarkan sinarnya melalui cincin atmosfer berdebu Bumi. Cahaya itu akan dibiaskan oleh cincin atmosfer Bumi. Atmosfer bumi lalu membuat warna cahaya menjadi merah dan hasil pembiasannya akan menuju ke permukaan bulan.
Selama prosesnya, bulan tidak akan langsung berwarna merah, malainkan berubah sedikit demi sedikit dari warna abu-abu ke warna oranye, lalu setelah sempurna maka akan berwarna merah darah. Dalam kejadian gerhana sebelumnya warna bulan akan bervariasi, tergantung pada jumlah debu di atmosfer bumi saat itu. Gerhana ini akan berakhir dengan lepasnya bayangan bumi dari piringan bulan sebelah kanan atas
Penyebab adanya debu di lapisan atmosfer juga dikarenakan oleh kejadian alam. Debu yang tersebar di atmosfer Bumi dikarenakan gunung berapi yang aktif memuntahkan berton-ton debu vulkanik ke atmosfer dan menjadi penyebab gerhana kali ini berwarna merah.
Warna bulan yang makin berwarna merah saat gerhana juga bisa menjadi indicator mengenai tingkat polusi udara yang terjadi di bumi karena jika berwarna makin merah darah menandakan pencemaran udara telah memasuki tahap yang cukup mengkhawatirkan, dan begitupla sebaliknya jika suatu wilayah masih rendah kadar polusinya, bulan tersebut hanya akan berwarna warna kekuninga.
Fenomena Blood Moon, Ini Penyebabnya
4/
5
Oleh
Unknown
