Sunday, November 1, 2015

Mengenal sistem wajib militer di Singapura

Setelah Malaysia "menceraikan" Singapura pada tahun 1965 konflik yang berakar dari sikap diskriminasi etnis melayu terhadap penduduk Negeri Singa yang mayoritas beretnis China. Belum lagi konfrontasi yang dijalankan Indonesia memakan korban sipil, dengan meledaknya Gedung MacDonald di Orchard Road oleh aksi prajurit TNI AL Usman dan Harun pada saat Operasi Dwikora untuk menggagalkan pembentukan Federasi Malaysia .

Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew, bersama partainya PAP pada tahun 1967 merancang kebijakan wajib militer untuk seluruh warganya, karena didasari kesadaran bahwa Wilayah Singapura yang begitu kecil itu diapit oleh negara -negara besar seperti Indonesia dan Malaysia dan jika suatu saat nanti terjadi pertempuran yang tak terduga antar negara Singa itu dengan dua negara tetangganya seperti di masa lalu maka habislah Singapura dan untuk menanggulangi hal itu terjadi Singapura harus mengerahkan semua penduduknya untuk mempertahankan negaranya dengan terlebih dahulu menyiapkan warganya untuk setiap saat bertempur dengan Wajib Militer.

Wajib militer 
Wajib militer di Singapura atau yang lebih sering dikenal dengan nama National Service ( NS ) adalah suatu kewajiban bagi para pria Warga Negara Singapura dan para warga negara asing pemegang izin tinggal tetap (Permanent Residence) generasi kedua yang telah mencapai usia 18 tahun untuk masuk dalam dinas militer.

Mereka yang diharuskan menjalani wajib militer secara penuh dengan pilihan masuk Angkatan Bersenjata Singapura (Singapore Armed Forces, SAF), Kepolisian Singapura (Singapore Police Force, SPF), atau Pasukan Pertahanan Sipil Singapura (Singapore Civil Defence Force, SCDF).

Apabila seseorang yang wajib mengikuti wamil ini sudah selesai menjalani dinasnya secara penuh, maka dia dianggap "sedia beroperasi", dan setelah itu dikenal sebagai Operationally-Ready National Serviceman (NSman) atau seorang Pedinas Nasional yang siap beroperasi. Para NSman ini jumlahnya mencapai sekitar 80% dari total jumlah angkatan bersenjata Singapura. dan menjadi tulang punggung Angkatan Bersenjata Singapura. Mayoritas para pewamil ini bertugas di Angkatan Darat. Alasannya ialah karena AD membutuhkan tenaga lebih banyak daripada AL, AU, Kepolisian Singapura ataupun angkatan bersenjata lainnya.

Setiap tahun, para pewamil ini dipilih untuk melalui latihan tahap tinggi atau rendah hingga mencapai usia 40 atau 50 tahun, tergantung pada pangkat mereka. Latihan intensif atau 'tahap tinggi' ini adalah Latihan Dalam Markas (In-Camp Training, ICT) selama tujuh hari atau lebih, sementara latihan 'tahap rendah' pula memaksudkan sesi latihan selama enam hari ke bawah.


Singapura termasuk salah satu negara di mana masa wajib militer melebihi 18 bulan dan sesudahnya ada usia wajib sebagai prajurit cadangan sampai usia 40 untuk pangkat rendah dan 50 tahun untuk pangkat perwira.

Sebelum bulan Juni 2004, jangka waktu wamil di  sampai 30 bulan bahkan pada  dasawarsa 1960-an dan 1970-an, para perwira wamil  diwajibkan untuk bertugas selama 36 bulan atau tiga tahun untuk mempersiapkan mereka menduduki jabatan kepemimpinan. Namun sekarang jangka waktu wajib militer Singapura hanya  22 sampai 24 bulan, di seluruh matra militer atau dinas kepolisian.

Banyak warga negara asing dengan status PR bersedia mengabdi buat militer Singapura selain karena undang-undang Singapura mewajibkan demikian tapi juga karena berbagai keistimewaan yang diberikan pada para PR yang telah melakukan wamil diantaranya, mereka memperoleh bekerja tanpa perlu mengurus visa, menikmati potongan pajak, serta subsidi layanan pendidikan serta kesehatan.

Kontroversi
Undang -undang wajib militer Singapura juga mewajibkan para para pemegang kartu izin tinggal tetap (permanent residence card) untuk mengikuti wajib miiter, ini mengundan kontroversi karena undang-undang kewarganegaran warga PR kebanyakan melarang warganya untuk masuk dinas militer negara lain dan jika mereka melanggar maka dianggap mereka telah mengkhianati negaranya dan bisa dicopot status kewarganegaraanya. Hal ini pernah terjadi pada bulan November 2014 saat acara latihan bersama antara pewamil Singapura dan Angkatan Darat Indonesia, diketahui ada dua WNI yang ikut berlatih. Mereka lalu diberhentikan dalam mengikuti latihan bersama dan Indonesia melontarkan protes ke Singapura, sementara kedua pewamil ini dideportasi agar kewarganegaraan 2 WNI itu tidak hilang
Mengenal sistem wajib militer di Singapura
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.