Sunday, November 1, 2015

Sandiaga Uno, Jadi Pengusaha Karena “ Kecelakaan ”

“ Saya ini menjadi seorang pengusaha karena 'kecelakaan'. Sebagai seorang pengusaha yang lahir dari kecelakaan, saya tidak mendesain jadi seorang pengusaha..begitulah petikan jawaban Sandiaga Uno dalam sebuah wawancara mengungkap kisah perjalanan hidupnya menjadi pengusaha sukses sa’at ini

Sandiaga Uno yang memiliki nama lengkap Sandiaga Salahuddin Uno, merupakan anak bungsu dari dua bersaudara buag hati pasangan Razif Halik Uno alias Henk Uno (ayah) dan Rachmini Rachman alias Mien Rachman Uno (ibu) yang lahir di Rumbai, Pekanbaru, pada tanggal 28 Juni 1969. Pria berdarah Gorontalo ini merupakan salah satu tokoh fenomena dalam dunia bisnis di Indonesia,bayangkan saja dalam usianya yang masih relatif muda, yaitu 43 tahun (2012),Sosok yang murah senyum ini  telah dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia nomor 29 oleh majalah bisnis  internasional Forbes dengan nilai kekayaan sebesar 8 Triliyun Rupiah.



Karir
Sandi sapaan akrab Sandiaga Uni merupakan lulusan dari Wichita State University di Kansas, Amerika Serikat, dengan predikat summa cum laude. Setelah lulus, ia bekerja di Bank Summa pada 1990, yang merupakan bank milik boss Astra, William Soeryadjaja, sosok yang sangat penting bagi Sandi karena merupakan mentor dalam berbisnisnya. Setahun kemudian ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di George Washington University, Amerika Serikat dari William. Ia pun lulus dengan indeks prestasi kumulatif (IPK 4,00). Karena dampak dari Perang Timur Tengah Bank Summa terpaksa ditutup karena bangkrut, setelah itu Sandi melanjutkan karirnya lagi pada tahun 1993 dengam bergabung ke dalam Seapower Asia Investment Limited di Singapura sebagai manajer investasi sekaligus menjadi manajer investasi di MP Holding Limited Group (1994). Selanjutnya ia hijrah ke NTI Resources Ltd di Kanada pada tahun 1995. Di perusahaan tersebut, Sandi mendapat kepercayaan menduduki posisi Excecutive Vice President, dengan penghasilan 8000 dollar AS per bulan. 

Namun, kariernya itu tak berlangsung lama. Krisis moneter yang telah melanda sejak akhir 1997 menyebabkan perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. Semua tabungan hasil jerih payahnya yang diinvestasikan ke pasar modal juga turut kandas akibat ambruknya bursa saham global.

Kembali ke Indonesia
Kemudian Sandi kembali ke Indonesia dan menumpang tinggal di rumah orangtuanya, karena tidak mampu membayar sewa rumah. Situasi sulit ini sempat membuat ayah dua anak itu hampir putus asa. Pergulatan batin dalam keterpurukan membuat Sandi berkeyakinan, menjadi karyawan membuat ia sulit memiliki kemandirian secara finansial. Pemikiran itu melandasi langkahnya untuk ”banting setir” dan menapaki dunia bisnis. Pada tahun 1997 ia mendirikan perusahaan penasihat keuangan, PT Recapital Advisors bersama teman SMA-nya, Rosan Perkasa Roeslani. Selanjutnya berkat “modal” keakrabanya dengan keluarga William Soeryadjaya membawanya mendirikan perusahaan investasi PT Saratoga Investama Sedaya pada tahun 1998 bersama Edwin Soeryadjaya, putra William. Bidang usaha yang digarap meliputi pertambangan, telekomunikasi, dan produk kehutanan.
Berbekal jejaring relasi dengan perusahaan serta lembaga keuangan dalam dan luar negeri, Sandi menjalankan bisnis usahanya dengan menghimpun modal dari investor untuk mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan, lalu kinerja perusahaan yang krisis itu lantas dibenahi dan dikembangkan setelah pulih, aset perusahaan dijual dengan nilai yang lebih tinggi. Tercatat telah lebih dari 12 perusahaan yang sudah diambil alih. Beberapa perusahaan telah dijual, antara lain PT Dipasena Citra Darmaja, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), dan PT Astra Microtronics. Pada tahun 2007 Sandi dinobatkan menjadi 122 orang terkaya di Indonesia versi majalah Asia Globe dengan total aset perusahaan mencapai 80 juta dollar AS. Pada 2008 ia dinobatkan menjadi orang terkaya ke-63 di Indonesia dengan total aset 245 juta dollar AS. Saat ini, Sandi Uno juga menjadi jajaran direksi beberapa perusahaan PT Adaro Indonesia
·         PT Indonesia Bulk Terminal
·         PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia
·         Interra Resources Limited
·         PT. iFORTE SOLUSI INFOTEK
Pada 16 April 2015, ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai salah satu direktur PT Adaro Energy Tbk dan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Saratoga Investama Sedaya Tbk, 10 Juni 2015, ia resmi mundur dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Ia melepaskan berbagai jabatan di beberapa perusahaan tersebut karena ingin fokus pada tugas barunya sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya. Posisinya di Saratoga digantikan oleh Michael Soeryadjaya, anak dari Edwin Soeryadjaya dan cucu dari pendiri Astra International William Soeryadjaya 
Pemikiran
Sandi mengibaratkan dunia usaha seperti naik sepeda, yakni kerap jatuh-bangun. Hanya keberanian, optimisme dalam memandang masa depan yang membuka jalan untuk mendulang kesuksesan. Baginya, jejaring relasi hanya menyumbang 30 persen dari kesuksesan. Unsur kesuksesan selebihnya bersumber dari kerja keras dan menjaga kepercayaan. Sandi menganggap bahwa hidup harus memiliki target. Tanpa target, pencapaian yang ingin diraih akan sulit terwujud. 
Menurut Sandi, kegagalan dan kesalahan merupakan keniscayaan dalam berusaha. Tapi ia optimis bahwa kegigihan dalam upaya untuk terus berani mencoba adalah kunci  menuju kesuksesan. Apabila terus selalu mencoba untuk belajar dari kesalahan dan kegagalan (trial and error), maka hal itu akan mengantarkan seseorang pada puncak kesuksesan.
Sandi Uno juga menyatakan bahwa salah satu strategi penting dalam meraih keberhasilan adalah mencari tahu dan mempelajari apa yang telah dilakukan oleh orang-orang yang telah berhasil meraih kesuksesan. Kuncinya adalah belajar dari pengalaman mereka sampai mampu meraih kesuksesan seperti mereka. 
Menurut Sandi Uno, untuk meraih kesuksesan tersebut sesorang harus memiliki karakter dan komitmen yang kuat, integritas yang tinggi, tekun, bekerja keras, dan disiplin. Sandi menegaskan bahwa perlu adanya inovasi tiada henti dengan selalu tanggap terhadap perubahan dan terus menerus berusaha menuju perubahan yang lebih baik lagi. 
Sandiaga Uno, Jadi Pengusaha Karena “ Kecelakaan ”
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.