Pemiihan Umum Singapura yang digelar pada 12 September 2015 lalu nampaknya telah sedikit memberikan gambaran umum tentang apa yang diinginkan rakyat Singapura, dimana mereka masih merasa nyaman sekali dengan Pemerintahan yang dipegang oleh People's Action Party (PAP) yang dicerminkan dengan presentase kemenangan 69,86% suara pemilih dalam pemilu jauh mengungguli suara partai-partai oposisi yang hanya mendapatkan 31,14% suara
Perolehan suara Partai yang telah mendominasi pemerintahan Singapura sejak kemerdekaan pada 1965, pada pemilu kali ini meningkat dibanding pemilu sebelumnya pada tahu 2011 dimana partai ini mencapai titik terendah perolehan suaranya yang hanya dengan 60,1 % suara
Di Parlemen tahun ini PAP berhasil mengamankan 83 kursi parlemen sementara Worker Party (WP) sebagai Partai oposisi satu-satunya yang berhasil mendudukan anggotanya di parlemen hanya memperoleh 6 kursi parlemen yang tersedia
Menilik riwayat pemilu Singapura, kemenangan PAP memang sudah bisa diprediksi para analis sejak awal namun yang menjadi titik perhatian pemilu kali ini adalah seberapa besar kepercayaan rakyat pada PAP pemilu kali ini pasca penurunan suara PAP pada pemilu 2011 lalu yang membuat Partai oposisi semakin populer serta ditengah berbagai isu nasional mengenai perlambatan ekonomi, isu masalah imigrasi, serta biaya hidup yang kian membumbung tinggi di Negeri Snga ini apalagi Pemilu kali ini diadakan tepat pasca perayaan 50 tahun kemerdekaan Singapura serta pasca meninggalnya Bapak Pembangunan Singapura Lee Kuan Yew pada akhir Maret 2015 lalu.
Singapura Tak Ingin Berubah
4/
5
Oleh
Unknown