Denga Xiao Ping merupakan pemimpin terkemukan
China pada periode tahun 1980-an hingga tahun 1990-an setelah berakhirnya era
Revolusi Budaya dan kematian Mao Zedong. Deng dikenal sebagai Bapak reformasi
ekonomi China yang telah membawa negara tirau bambu ini kini menikmati kemajuan
ekonomi yang pesat dengan mengadopsi sistem ekonomi kapitalis namun dengan
kontrol yang kuat dipegang oleh negara untuk mewujudkan kemakmuran bagi seluruh
rakyat China.
Kekuatan Deng sejatinya berasal dari kualitas
pribadinya bukan jabatan politik dan pemerintahan yang ia duduki karena Ia
tidak pernah menduduki jabatan Ketua Partai Komunis China (PKC) atau Perdana
Menteri China. Jabatan resminya hanya Wakil Ketua PKC dan Ketua Komisi Militer
Pusat. Namun ia telah mampu mempengaruhi arah kebijakan Cina sehingga lebih
mengikuti perkembangan jaman.
Anak
Petani Kaya
Deng Xiaoping lahir dari keluarga etnis Suku
Han di desa Paifang, Provinsi Sichuan ,
pada 22 Agustus 1904 di barat daya Provinsi
Sichuan China . Ayah Deng, Deng Wenming, adalah pemilik tanah kelas menengah sedangkan Ibunya
bermarga Dan, yang meninggal saat Deng masih kecil .
Belajar
ke Luar Negeri
Pada usia 15 tahun, Deng pergi merantau ke
Prancis untuk kuliah disana. Di negara Anggur ini Deng muda banyak belajar dengan
pemikiran-pemikiran politik seperti Marxisme dan sosialisme. Disamping sekolah,
Deng muda juga bekerja untuk membiayai hidupnya di Prancis. Ia pernah bekerja
di sebuah pabrik baja dan restoran sehingga tahu betul bagaimana rasanya
menjadi seorang buruh kasar. Pada saat itulah Deng muda berkenalan dengan Zhou Enlai yang juga sedang
belajar disana. Karena perkenalan dari muda, kedua orang muda ini kemudian
menjadi sahabat karib dalam perjuangan maupun dalam pembangunan Cina kedepanya.
Pada saat itu Deng muda sudah mulai aktif dalam Partai Komunis Cina. Ketika
Zhou Enlay menyelesaikan studi di Prancis, Deng mudalah yang kemudian ditunjuk
menjadi pemimpin Liga Mahasiswa Partai Komunis China di Prancis.
Setelah menyelesaikan studinya di Prancis Deng Xiaoping melanjutkan sekolahnya di Rusia dan kemudian dia lebih mendalami ideologi komunis. Di Rusia, Deng muda semakin aktif dalam Partai Komunis dan kemudian menjadi Komisaris Partai dalam usia yang relatif muda.
Kembali
Ke China
Pada tahun 1926 Deng Xiaoping memutuskan
kembali ke tanah kelahiranya. Saat Deng kembali negara ini sedang mengalami
perang penyatuan negara selainitu pada masa ini Partai berkuasa Kuomintang
sedang berkoalisi dengan Partai Komunis China, karena itu Saat kembali ke China
Deng bergabung dengan kesatuan tentara Feng Yuxiang untuk membantu Pemerintah
pusat mengalahkan para Jendral-jendral
lokal yang membangkang terhadap pemerintah pusat .
Namun pada tahun 1927 koalisi antara
Kuomintang dan Komunis bubar, karena Chiang curiga komunis akan menusuk dari
belakang dan menguasai China. Hal ini membuat tentara Feng Yuxiang mendukung
Chiang Kai - shek dan Komunis yang membentuk Tentara Pembebasab Rakyat. Perpecahan
ini membuat otoritas Kuomintang bertindak represif pada Partai Komunis China. Sehingga
Partai Komunis China kehilangan banyak anggotanya dan mengalami periode
terburuk dalam perkembanganya
Pada awal pertempuran pasukan nasionalis Cina
pimpinan Chiang Kai Sek ini
berada di ats angin dan mampu menekan keberadaan Partai Komunis Cina dibawah
pimpinan Mao Zedong. Karena pertempuran yang tidak seimbang dimana pihak
nasionalis Cina mengerahkan 700.000 prajuritnya untuk mengepung Kiangsi yang
menjadi pusat perlawanan Komunis, maka Mao Zedong memutuskan pihak Komunis Cina
melarikan diri dari kepungan dan melakukan pelarian panjang yang kemudian
disebut "Long March"
terpanjang karena berlangsung selama setahun dengan jarak 9.600 km. Long march
ini berlangsung mulai tahun 1934 dan berakhir pda tahun 1935.
Setelah invasi Jepang pada tahun 1937
Kuomintang dan Komunis berkoalisi lagi untuk melawan negara penjajah tersebut
dalam masa perang melawan Jepang ini komunis banyak melakukan propaganda dan
mulai membangun basis-basis kekuatanya di pedesaan sehingga Partai Komunis
banyak mendapat simpati dari rakyat Cina.
Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia
II, Deng menuju Chongqing, untuk berpartisipasi dalam pembicaraan damai antara
Kuomintang pimpinan Chiang Kai - shek dan Partai Komunis China, namun pertemuan
itu gagal mencapai kesepakatan dan perang antar dua kubu berkobar kembali
Pada waktu itu Deng telah menjadi Sekretaris
Jendral Partai Komunis Cina dan berperan besar dalam perebutan wilayah yang ada
ditanah kelahirannya Sichuan pada tahun 1949. Pada tanggal 1 Oktober 1949,
pasukan Mao akhirnya dapat mengalahkan Kuo Min Tang dan memaksa mereka keluar
China menuju Taiwan, Pada saat itu, Partai Komunis menguasai seluruh utara
China, tapi masih ada beberapa wilayah di selatan yang dipegang oleh Kuomintang.
Kemudian Deng ditugaskan untuk mengambil alih wilayah yang dikuasai Kuomintang
tersebut. Di bawah pimpinan Deng, pasukan komunis berhasil menguasai Chongqing
yang merupakan basis terkuat Kuo Min Tang yang tersisa di china daratan pada
bulan November 1949 dan beberapa hari berhasil memasuki kota Chengdu, yang
merupakan benteng terakhir pasukan kekuatan Chiang Kai Shek
Deng Xiaoping menghabiskan tiga tahun bertugas
di Chongqing, setelah itu pada bulan Juli 1952, Deng dipanggil ke Beijing untuk
menempati posisi yang lebih tinggi dalam Partai Komunis dan Pemerintahan China
berkat kerja keras dan prestasinya selama perang komunis-Kuo Min Tang
Pimpinan
Tinggi Partai Komunis China
Pada saat Kongres Partai Komunis China
kedelapan tanggal 12-27 September 1956
Mao mulai mengajukan gagasanya tentang
kepemimpinan baru kedepan bagi PKC karena saat itu usianya sudah menginjak 63
tahun dan kondisi kesehatanya mulai menurun. ia tidak ingin jika kematian
menjemputnya tidak terjadi pertarungan kekuasaan di partai, sebagaimana yang
terjadi di Uni Sovyet pasca Stalin. Kongres tersebut akhirnya memutuskan Liu
Shaoqi dan Deng Xiaoping menjadi figur “garis depan” yang menangani urusan
dalam negeri partai sehari-hari. Liu kemudian menempati posisi kedua tertinggi
dalam partai dan selanjutnya menjadi pimpinan Partai Komunis China setelah akhir
tahun 1958. Sementara Deng Xioaping diangkat menjadi Sekretaris Jenderal
Partai, yang kedudukannya merupakan orang nomor empat di Partai setelah Mao,
Liu, dan Zhou Enlai. Mao sendiri secara bertahap mundur ke “garis kedua” dan
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengelola masalah hubungan luar
negeri dan pertahanan nasional.
Akhir tahun 1958
Mao meletakkan jabatanya sebagi sebagai pimpinan Partai Komunis China.
Dalam Kongres Rakyat Nasional memilih melantik Liu Shaoqi sebagai
pengganti Mao. Namun Mao tetap menjadi Ketua Partai Komunis, namun dilepas dari
tugas ekonomi sehari-hari yang dikontrol dengan lebih lunak oleh Liu
Shaoqi, Deng Xiaoping dan lainnya yang memulai reformasi keuangan. Sementara
itu Mao sengaja mengambil jarak dari pusat kekuasaan untuk merumuskan tentang
konsep pembangunan China kedepan.
Era Lompatan Jauh Ke Depan
Pada tahun 1958 -1960,
Mao Zedong memulai program ekonomi yang dinamakan "Lompatan Jauh Ke Depan" dimana Republik Rakyat Cina memulai
program industrialisasi secara besar-besaran. Semua fokus dan tenaga diarahkan
untuk menyukseskan program tersebut sehingga mengakibatkan pertanian
terbengkalai dan menyebabkan puluhan juta rakya mati kelaparan. Karena kebijakan
yang dianggap menyengsarakan rakyat ini Deng Xiaoping kemudian mulai menentang
kebijakan Mao Zedong dan banyak diikuti oleh pemimpin-peminpin muda Partai
Komunis lainya. Karena penentangan ini, Deng Xiaoping kemudian diturunkan dari
pejabt partai dan pernah dihukum menjadi pekerja kasar. Tetapi ketika Perdana
Mentri Zhou Enlai sakit parah, Deng Xiaoping dipanggil untuk menjadi Wakil Perdana Mentri.
Liu Shaoqi dan
Deng Xiaoping memikul beban berat memulihkan ekonomi China yang hancur pasca
kegagalan lompatan jauh ke depan. untuk memulihkanya mereka menerapkan
kebijakan-kebijakan beraliran aliran liberalisme yang tidak sesuai dengan
ajaran komunisme. sehingga tindakan mereka berdua menimbulkan ketidaksenangan
dari Mao yang nantinya akan mengkampanyekan Revolusi Kebudayaan pada tahun 1966
karena Mao memandang kebijakana-kebijakan yang diterapkan Deng dan Li telah
mengikis semangat revolusioner masyarakat.
Era
Revolusu Kebudayaan
Pada tahun 1966 Mao mengkampanyekan
diadakanya Revolusi Kebudayaan
Yang berujuan mengembalikan semangat
revolusioner masyarakat China, namun dalam praktiknya revolusi kebudayaan malah
membuat tatanan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat China ambruk. Revolusi
yang berlangsung tahun 1966- 1976 ini, membuat sekali lagi Deng Xiaoping
tersingkir dari kekuasaan dan hampir dihukum mati karena dianggap terlalu pro
barat. Namun meninggalnya Mao Zedong membuat situasi berubah dan Deng Xiaoping
tampil kedepan sebagai pemimpin Cina
Pasca
Kematian Mao Ze Dong
Setelah kematian Mao Zedong pada 9 September
1976, Pemerintahan China yang baru mulai melakukan serangkaian gerakan
perubahan arah kebijakan politik dan ekonomi yang bertentangan dengan ajaran
Mao, Mereka mulai melakukan pembersihan dengan melakukan penangkapan pada “Kelompok
Empat” (Jian Qing, Wang Hongwen, Yao Wenyuan, dan Zhang Chunqiao) tanggal 11
Oktober 1976 karena tuduhan kejahatan berada di balik kerusuhan sosial selama
Revolusi Kebudayaan yang dijalankan oleh Mao. Setelah itu kelompok triumvirat
baru lahir di pemerintahan yang terdiri dari Hua Guofeng, Ye Jianying, dan Li
Xian . Kelompok inu berusaha mengembalikan kekuasaan Deng Xiaoping dan menghapus
arus pengaruh kiri Mao dalam sistem
politik.
Pada bulan Juli 1977, Hua Guofeng yang
menggantikan Mao mengambil resiko besar, membebaskan Deng yang berarti
menentang kehendak Mao. Namun Komite Sentral memberikan syarat agar Deng Xiaoping
mau bersedia menerima segala tuduhan dan bertanggung jawab atas peristiwa
Tiananmen 1976, sebagai syarat atas pembebasannya,
Deng akhirnya mau mengakui beberapa kelemahan
dari peristiwa-peristiwa di tahun 1975, dan akhirnya pada sidang Komite Sentral
partai dia kembali pada semua jabatannya yang dipegang sebelum dipecat pada
tahun 1976.
Kehidupan politik pasca Mao dicirikan oleh
sejumlah perubahan mendasar. Pada Kongres Partai Nasional (KRN) ke-11, yang
diadakan pada tanggal 12-18 Agustus 1977, Hua Guofeng diresmikan sebagai ketua
partai (7 Oktober 1976 – 28 Juni 1981), sementara Ye Jianying, Deng
Xiaoping, Li Xiannian, dan Wang Dongxing dipercaya sebagai wakil ketua. Kongres
juga mengumumkan berakhirnya Revolusi Kebudayaan secara resmi, dan menimpakan
semua kesalahan yang ditimbulkannya pada Kelompok Empat, serta menekankan
kembali bahwa "tugas mendasar partai dalam periode bersejarah yang baru
adalah membangun Cina menjadi sebuah negara sosialis yang modern dan kuat pada
akhir abad ke-20". Dalam konteks inilah kemudian Deng Xiaoping menjalankan
politik Empat Modernisasi dan reformasi ekonomi.
Reformasi Ekonomi China
Puncak dari naiknya kembali Deng ke tampuk
kekuasaan dan dimulainya reformasi dengan sungguh-sungguh dicapai pada Sidang
Pleno Ketiga Komite Sentral Partai Komunis China yang ke-11 pada bulan Desember
1978. Sidang Pleno Ketiga ini dianggap sebagai titik balik utama dalam sejarah
politik Cina modern yang berusaha mengkoreksi kebijakan masa lalu pemerintahan
Mao Zedong.
Pada Kongres tersebut Deng Xiaoping mencetuskan
reformasi China yang disebut dengan Gaige Kaifang (reformasi dan keterbukaan).
Reformasi tersebut sering disebut Sì gè Xiàn Dàihuà (The Four Modernizations).
Empat pilar empat modernisasi itu adalah Reformasi Pertanian, Industri,
Teknologi dan Pertahanan. Maka sejak itu berakhirlah era ketertutupan China
dengan dunia luar (China sering disebut negara tirai bambu karena sifat
ketertutupannya itu, serupa dengan negara-negara komunis di Eropa Timur saat
itu yang disebut negara tirai besi).
Dalam kongres Sidang Pleno Keempat Komite
Sentral ke-11, September 1979, Deng mempresentasikan "penilaian awal" atas tiga puluh
tahun kekuasaan Komunis. Pada sidang itu, Wakil Ketua PKC Ye Jianying
menegaskan sejumlah pencapaian partai seraya mengakui bahwa kepemimpinan partai
di masalalu juga telah membuat sejumlah kesalahan politik serius yang merugikan
rakyat. Lebih jauh, Ye menyatakan Revolusi Kebudayaan sebagai "sebuah
bencana yang menggegerkan" dan " kemunduran terburuk kaum sosialis”.
Meskipun Ketua Mao tidak secara khusus disalahkan, tidak ada keraguan tentang
bagian tanggung jawabnya. Sidang juga mensahkan penerimaan resmi sebuah garis ideologis
baru yang menyerukan untuk "mencari kebenaran dari fakta" dan unsur-unsur
lainnya dan pemikiran Deng Xiaoping. Pukulan lebih jauh lagi bagi Hua adalah
persetujuan dimundurkannya sejumlah elemen kiri dari pos-pos utama partai dan
pemerintahan.
Kemajuan ekonomi dan pencapaian-pencapaian
politik telah cukup memperkuat posisi reformis Deng sehingga pada bulan
Februari 1980 partai menyelenggarakan Sidang Pleno Kelima Komite Sentral KPN
ke-11. Komite Sentral mengangkat anak didik Deng, Hu Yaobang dan Zhao Zhiyang
masuk ke Komite Tetap Politbiro dan Sekretariat Jendral PKC yang baru saja
diperbarui. Selaku sekretaris jenderal, Hu Yaobang bertanggung jawab penuh
menjalankan roda organisasi partai. Yang paling mengharukan dan sidang ini
adalah keputusan merehabilitasi nama Presiden, Liu Shaoqi yang ikut tewas
akibat Revolusi Kebudayaan.
Akhirnya, pada sidang Komite Rakyat Nasional
ke-5 di bulan Agustus dan September 1980, keunggulan Deng dalam pemerintahan
semakin terkonsolidasi ketika dia menyerahkan jabatan wakil perdana menterinya
(17 Januari 1975 – 10 September 1980) dan Hua Guofeng mundur dari kursi perdana
menteri untuk kemudian digantikan oleh Zhao Ziyang sebagai Perdana Menteri (1980–1987).
Pemerintah melanjutkan kebijakan
reformasi ekonominya dengan menetapakan
Kota Shen Zhen Selatan menjadi kota pertama “Zona Ekonomi Khusus” pada
tahun 1980. Dengan dengan kebijakan
pasar yang lebih fleksibel dan di tahun yang sama daerah perikanan ini berubah
menjadi pusat perkapalan dan manufaktur.
Di bulan Juni 1981 Sidang Pleno Keenam Komite
Sentral KPN ke-11 mensahkan tonggak bersejarah menandai berlalunya era Maois, Hua
Guofeng juga mundur dari kursi Ketua Partai Komunis China. Komite Sentral
menerima pengunduran diri Hua Guofeng dan memberinya posisi yang menyelamatkan
mukanya dengan menjabat selaku Wakil ketua
partai. Sementara itu Hu Yao Bang naik menjabat sebagai Ketua Partai Komunis
China antara tahun 1981-1982 menggantikan Hua Guofeng dan kemudian sebagai Sekretaris
Jenderal Partai Komunis China kembali antara kurun tahun 1980-1981 dan 1982—1987.Hua
Guofeng juga menyerahkan posisinya sebagai ketua Komisi Militer Pusat Partai
partai kepada Deng Xiaoping (28 Juni 1981 – 9 November 1989) .
Karena pola kepemimpinan Deng yang cenderung
terbuka dan akhirnya negara –nengara barat mau bekerjasama dan mengakui
keberadaan RRC dalam pergaulan internasional. Denga terjalinya diplomatik yang
baik dengan barat Deng juga berhasil mempersatukan China lagi dengan
mendapatkan Makau lagi dari Portugis melalui penandatanganan Joint Declaration pada tanggal
13 April 1987 dan Hong Kong dari Inggris melalui kesepakatan pada 26 September
1984
Era kekuasaan Deng ternoda dengan terjadinya
Tragedi Tiannamen pada 4 Juni 1986, Aksi demonstasi
mahasiswa memprotes korupsi dan pengekangan politik dengan menduduki
Lapangan Tiannamen berubah menjadi bentrokan berdarah setelah pemerintah
menggunakan kekuatan militernya untuk memaksa demonstran membubarkan diri yang
mengakibatkan tewasnya ribuan orang.
Kematian
Deng
Pada tahun 1990 Deng mengundurkan diri dari
semua jabatan politiknya di pemerintahan karena faktor usia dan kesehatan yang
menurun. Selanjutnya pemimpin reformis China, ini wafat pada 19 Februari 1997
di usia 92 tahun. Prosesi pemakaman Deng dipimpin oleh Presiden China Jiang
Zemin. Zemin adalah salah seorang pengikut setia Deng. Di bawah
pemerintahannya, berbagai kebijakan ekonomi Deng terus dilanjutkan yang
berhasil membawa Cina menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia.
Deng Xiao Ping, Bapak Reformasi Ekonomi China
4/
5
Oleh
Unknown
1 komentar:
Tulis komentarNNNN
Reply