Monday, January 25, 2016

Maladewa, Surga yang Terancam Hilang

Maladewa adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kumpulan atol (suatu pulau koral yang mengelilingi sebuah laguna) di Samudra Hindia. Maladewa terletak di sebelah selatan-barat daya India, sekitar 700 km sebelah barat daya Sri Lanka. Negara ini merupakan negara dengan populasi dan luas wilayah terkecil di kawasan Asia Selatan. Tinggi rata-rata permukaan tanah di Maladewa hanya 1.5 meter di atas permukaan laut, hal ini menjadikannya sebagai salah satu negara dengan permukaan terendah di seluruh dunia. Puncak tertinggi Maladewa hanya 2.3 meter di atas permukaan laut sehingga negara ini juga dikenal sebagai negara yang memiliki puncak tertinggi paling rendah di dunia.

Sejarah Maladewa
Maladewa diperkirakan pertama kali dihuni oleh manusia kira- kira pada tahun 1500 SM. Sejarah awal negara ini tidak diketahui secara pasti. Menurut legenda, seorang pangeran Sinhalese (Indo-Aryan) yang bernama KoiMale terdampar bersama pasangannya, seorang putri dari Raja Sri Lanka, di Maladewa dan menetap di sana dan membangun kerajaan lalu menjadi sultan pertama. Selama berabad-abad, kepulauan ini dikunjungi oleh pelaut dari Arab dan India. Pada abad ke-16, bangsa Portugis yang telah sampai di Maladewa menjajah kepulauan ini selama 15 tahun (1558 -1573) sebelum akhirnya negara ini dapat mengusir Portugis dari Maladewa dengan dipimpin oleh Muhammad Thakurufar Al-Azam.

Kemudian sejaka tahun 1887 sampai tahun 1965 Maladewa menjadi  daerah kekuasaan proktetorat Inggris. Maladewa kemudian akhirnya merdeka pada 26 Juli 1965, Setelah memperoleh kemerdekaan dari Inggris, terjadi perdebatan mengenai bentuk pemerintahan kesultanan Islam yang telah berdiri sejak tahun 1153 hingga 1968,  namun akhirnya pemerintahan kesultanan hanya sanggup bertahan selama tiga tahun pasca kemerdekaan dan kemudian pada 11 November 1968 diproklamasikan berdirinya negara Republik Maldives yang bertahan hingga sekarang.

Beberapa bencana alam besar pernah melanda kepulauan ini, di antaranya adalah gelombang tinggi yang membanjiri beberapa pulau pada April 1987. Kemudian pada Desember 2004, Maladewa menghadapi bencana besar dengan mengalami tsunami Samudera Hindia menggenangi sejumlah pulau dan mengkontaminasi sumber air, merusak rumah, tanah, dan persediaan air tanah.

Wilayah Maladewa
Luas Wilayah Maladewa hanya mencapai 298 km2, negara ini memiliki 26 atol yang terbagi menjadi 20 atol administratif dan 1 kota.
Negara yang beribukota di Male ini memiliki garis pantai sepanjang 644 kilometer, dengan daratan yang datar dan pantai dengan pasir putih. 

Titik terendah adalah Samudera Hindia 0 meter, dan titik tertinggi berada di lokasi tak bernama di pulau Wilingili di Karang Addu, yaitu setinggi 2,4 meter.  Maladewa beriklim tropis: panas dan lembab.
Sebanyak 80 persen pulau mempunyai ketinggian kurang dari satu meter di atas permukaan laut. Sebuah studi mengatakan bahwa pulau-pulau tersebut dapat tenggelam dalam jangka waktu seratus tahun. 


Pembagian Administratif
 Wilayah Maladewa dibagi dalam 7 provinsi yang masing-masing terdiri dari divisi administrasi sebagai berikut :
  1. Provinsi Mathi-Uthuru; terdiri dari Atol Haa Alif, Atol Haa Dhaalu dan Atol Shaviyani.
  2. Provinsi Uthuru; terdiri dari Atol Noonu, Atol Raa, Atol Baa dan Atol Lhaviyani.
  3. Provinsi Medhu-Uthuru; terdiri dari Atol Kaafu, Atol Alifu Alifu, Atol Alifu Dhaalu dan Atol Vaavu
  4.  Provinsi Medhu; terdiri dari Atol Meemu, Atol Faafu dan Atol Dhaalu.
  5.  Provinsi Medhu-Dhekunu; terdiri dari Atol Thaa dan Atol Laamu.
  6.  Provinsi Mathi-Dhekunu; terdiri dari Atol Gaafu Alifu dan Atol Gaafu Dhaalu.
  7.  Provinsi Dhekunu; terdiri dari Gnaviyani Atol dan Kota Addu.

Penduduk Maladewa
Penduduk Maladewa disebut orang Divehi. Mereka menamakan negara mereka Divehi rājje yang berarti Kerajaan Kepulauan Secara etnografi, orang Divehi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok utama penduduk Maldives yang menempati IhavandippuỊu (Haa Alif) hingga Haddummati (Laamu), kelompok selatan Maladewa yang mendiami tiga atol paling selatan di ekuator, dan penduduk Minicoy yang menempati pulau sepanjang 10 km dibawah administrasi India. Berdasarkan etnisnya, penduduk Maladewa dibagi menjadi 4, yaitu Sinhalese, DravidiaBangsa Dravida, Arab, dan Afrika berkulit hitam. Hanya ada satu etnik minoritas di negara ini, yaitu Suku Indian.

Perekonomian Maladewa
Keadaan ekonomi Maladewa bergantung pada dua sektor utama, yaitu pariwisata dan perikanan. Negara ini sangat dikenal memiliki banyak pantai yang indah dan pemandangan bawah laut yang menarik ± 700.000 turis setiap tahunnya.

Penangkapan dan pengolahan ikan menjadikan Maladewa salah satu ekportir ikan ke beberapa negara Asia dan Eropa. Sebanyak 90% dari total produk perikanan yang diekspor oleh Maladewa merupakan produk tuna segar, tuna kering, tuna beku, tuna yang diasinkan, dan tuna kalen.

Kondisi tanah Maladewa yang kurang subur menyebabkan hasil tanam di negara ini sangat terbatas, hanya beberapa tanaman seperti kelapa, pisang, sukun, pepaya, mangga, talas, ubi, dan bawang yang dapat tumbuh di area negara ini. Hal ini juga menyebabkan sebagian besar makanan harus diimpor dari luar negeri.


Industri di negara ini terdiri dari pembuatan kapal, kerajinan tangan, pengalengan tuna, serta produksi pipa PVC, sabun, mebel, dan produk makanan. Beberapa negara yang berhubungan baik dalam perekonomian Maladewa adalah Jepang, Sri Lanka, Thailand, dan Amerika Serikat.


Negara ini sekarang menghadapi isu-isu seperti penipisan molekul air  dalam tanah yang mengancam persediaan air tawar. Selain itu, negara ini juga menghadapi masalah pemanasan global dan peningkatan permukaan laut, serta pemutihan karang.

Maladewa, Surga yang Terancam Hilang
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.