Tuesday, February 9, 2016

Sejarah Kemerdekaan Israel

Asal –Usul Bangsa Israel
Bangsa Israel dipercaya merupakan keturunan Nabi Ibrahim As. yang lahir antara periode (2000-1500 SM) Beliau diketahui memiliki 2 istri. Dari pernikahanya dengan Siti Hajar mempunyai beliau memiliki anak Nabi Ismail A.s. yang dipercaya sebagai “Bapak dari Bangsa Arab“ dan dari Siti Sarah beliau mempunyai anak Nabi Ishak As. yang kemudian mempunyai anak Nabi Ya’qub A.s. alias Israel (Israil, Qur’an). Anak keturunannya nantilah yang disebut dengan Bani Israel yang berjumlah sebanyak 12 orang.

Ketika masa paceklik, Nabi Ya’qub A.s. bersama keluarganya bermigrasi ke Mesir kemudian lambat laun populasi mereka makin besar dan membentuk etnis tersendiri di Mesir yang disebut Bani (Suku) Israel atau anak keturunan Israel (Nabi Ya’qub A.s.) .
Pada periode 1550 SM – 1200 SM Politik di Mesir berubah. Bangsa Israel dianggap sebagai masalah bagi Negara Mesir. Karena banyak dari bangsa Israel yang lebih pintar dari orang asli Mesir dan menguasai perekonomian. Oleh pemerintah Firaun bangsa Israel diturunkan statusnya menjadi budak.
Pada periode tahun 1200 SM – 1100 SM Bangsa Israel dipimpin Nabi Musa A.s. meninggalkan Mesir, mengembara di gurun Sinai menuju tanah yang dijanjikan, yaitu Palestina

Asal Kata Penyebutan Yahudi Bagi Bani Israel
Sulit mengetahui asal-usul penyebutan nama Yahudi bagi Suku Israel, apalagi dinisbatkan kepada Yehuda. Dalam Kitab Perjanjian Lama, kata “Yahudi” baru mulai ditemukan pada kitab Ezra. Sedangkan pada kitab-kitab sebelumnya hanya disebut anak-anak Israel atau Bani Israel. Di dalam Alquran atau Hadits sendiri anak keturunan Nabi Ya’qub disebut Bani Israil, sedangkan penyebutan “Yahudi” lebih sering bermakna golongan yang dimurkai Allah, Sedangkan Yahudi sebenarnya adalah Agama seperti halnya Nasrani, Sabiin, Majusi dan Islam
Pada periode 1000 SM – 922 SM Nabi Daud (David) A.s. (anak Nabi Musa A.s.) dapat mengalahkan Raja Goliath (Jalut)  yang lalim dari Filistin Daud kemudian menjadi raja menggantikan Raja Thalut. Pada priode ini Bangsa Yahudi mengalami zaman keemasanya, Wilayahnya membentang dari tepi sungai Nil hingga sungai Efrat di Iraq.

Sekarang ini Yahudi tetap memimpikan kembali kebesaran Israel Raya seperti yang dipimpin raja Daud. Bendera Israel adalah dua garis biru (sungai Nil dan Eufrat) dan Bintang Daud.

Kepemimpinan Daud A.s. diteruskan oleh anaknya, Nabi Sulaiman A.s. (922 SM – 800 SM) Sepeninggal Sulaiman A.s., Israel dilanda perang saudara yang berlarut-larut, hingga akhirnya kerajaan itu terbelah menjadi dua, yakni bagian Utara bernama Israel beribukota Samaria dan Selatan bernama Yehuda beribukota Yerusalem.
Lalu pada tahun 800 SM – 600 SM Palestina dikuasai oleh kerajaan Asyiria. Kemudian periode 600 SM – 500 SM, Kerajaan Yehuda kemudian dikuasai Nebukadnezar dari Babylonia . Dalam masa kepemimpinanya Nebukadzer bertindak kejam pada Yahudi diusir dari  Yerusalem dan dipenjara di Babylonia .
Selanjutnya tahun 500 SM – 400 SM Cyrus Persia meruntuhkan Babylonia dan mengijinkan bangsa Israel kembali ke Yerusalem. Kemudian tahun 330 SM – 322 SM Israel diduduki Alexander Agung dari Macedonia (Yunani). Ia melakukan hellenisasi terhadap bangsa-bangsa taklukannya. Bahasa Yunani dijadikan bahasa resmi Israel.
300 SM – 190 SM Yunani dikalahkan Romawi, maka Palestina pun dikuasai imperium Romawi.

Diaspora Yahudi
Selama periode 100 – 300 M dikuasai oleh Romawi.  Pada tahun 115 M – 117 M – Perang Kitos yang merupakan perang terakhir orang-orang Yahudi terhadap Kerajaan Roma dan Kaisar Hadrian. Komunitas-komunitas Yahudi yang sudah mengungsi ke Cypus, Libya, Mesir, Syria dan Iraq telah memberontak terhadap Roma sehingga pembunuhan massal ratusan ribu masyarakat Yahudi menyusul dan sisanya terbuang untuk mengembara di berbagai bangsa di dunia. Lalu pada Tahun131 M – 136 M – Kaisar Hadrian membunuh 580.000 ribu Yahudi, mengubah nama Yerusalem menjadi Aelia Capitolina, dan nama Israel diubah menjadi Syria Palestina dalam usaha Kaisar Hadrian untuk memusnahkan total bangsa Yahudi.
Namun demikian tetap ada sejumlah kecil pemeluk Yahudi yang tetap bertahan di Palestina.
Dengan masuknya Islam kemudian, serta dipakainya bahasa Arab di dalam kehidupan sehari-hari, mereka lambat laun terarabisasi atau bahkan masuk Islam.
Pada Tahun 313 M Pusat kerajaan Romawi dipindah ke Konstantinopel dan agama Kristen dijadikan agama negara.
Pada Priode 638 M – 1453 M Tanah Israel direbut dari Kekaisaran Bizantium (Romawi) sekitar tahun 636 oleh tentara Arab-Islam sampai Kerajaan Ottoman (Turki) berkuasa.
Pada Periode Tahun1453 M – 1918 – Israel adalah bagian dari Kerajaan Ottoman.
Pada tahun 1516, Tanah Israel lebih dikenal dengan nama Palestina menjadi bagian dari Kesultanan Utsmaniyah, yang memerintah wilayah tersebut sampai pada abad ke-20.
Pengusiran besar-besaran Yahudi atau yang biasa disebut Diaspora Yahudi, menyebabkan tersebarnya Yahudi ke berbagai negara. Pada permulaan abad ke-12, penindasan Yahudi oleh Katolik mendorong perpindahan orang-orang Yahudi Eropa kembali ke Palestina. Dan perpindahan itu meningkatkan jumlah populasi Yahudi setelah pengusiran orang Yahudi dari Spanyol pada tahun 1492.
Selama abad ke-16, komunitas-komunitas besar Yahudi kebanyakan berpusat pada Empat Kota Suci Yahudi, yaitu Yerusalem, Hebron, Tiberias, dan Safed.
Pada pertengahan kedua abad ke-18, keseluruhan komunitas Hasidut yang berasal dari Eropa Timur telah berpindah ke Palestina Tanah Suci. Migrasi dalam skala besar tersebut di mulai pada tahun 1881 pada saat orang-orang Yahudi melarikan diri dari pogrom di Eropa Timur.
Karena besarnya eksodus Bangsa Yahudi ke Palestina maka pada tahun 1891 Para penduduk Palestina mengirim petisi ke Khalifah, menuntut dilarangnya imigrasi besar-besaran ras Yahudi ke Palestina. Sayang saat itu khilafah sudah “sakit-sakitan” (dijuluki “The Sick Man at Bosporus”) sehingga Sultan tak dapat mencegah dengan kuat eksodus tersebut.

Gerakan Zionisme.
Pada dekade 1900-an di Eropa muncul gerakan antisemit, Yahudi yang selalu menjadi korban diskriminasi dari negara-negar tempat mereka tinggal lalu berfikir untuk membentuk sebuah negara Yahudi tersendiri melalui gagasa dari Dr. Theodore Herzl (1896), yang merupakan seorang Yahudi Hongaria di Paris. Menurut Herzl, satu-satunya obat mujarab untuk menanggulangi antisemitisme adalah adalah dengan menciptakan suatu tanah air bagi bangsa Yahudi.
Melalui pamfletnya yang berjudul “Der Yuden Staat,” Herzl mulai mempropagandakan cita-citanya tersebut. Awalnya Herzl belum menegaskan di mana letak tanah air bangsa Yahudi akan dibangun. Mula-mula disebut Argentina, Uganda atau Palestina. Tetapi dalam kongres kaum Zionis pertama di Basel, Swiss tahun 1897, mereka menetapkan Palestina sebagai pilihannya karena Palestina atau tepatnya bukit Zion adalah tempat leluhur mereka berasal sehingga gerakan pendirian gerakan Israel disebut Gerakan Zionisme.
Alasan pemilihan Palestina sendiri adalah karena leluhur mereka berasal dari Bukit Zion di Kota Yerusalem Palestina selain itu mereka ingin
mengembalikan ”Haikal Sulaiman” yang merupakan lambang puncak
kejayaan Kerajaan Yahudi di tanah Palestina (sekitar 975 – 935 SM).
Pada saat Sultan Abdul Hamid dari Khalifah Turki Utsmani menguasai Palestina, Yahudi berusaha membujuk Sultan untuk menyerahkan atau menjual Palestina pada mereka namun permintaan itu ditolak oleh Sultan
Pada Perang Dunia I (1914-1918), Turki Utsmani bergabung dengan Poros
Sentral (Jerman, Austria-Hungaria) melawan Sekutu mengalami kekalahan sehingga harus merelakan tanah jajahan mereka di Timur Tengah Sekutu. Kemudia pada tahun 1916, Inggris Prancis dan Rusia menandatangani Perjanjian Sykes Picot untuk membagi wilayah Timur Tengah. Setelah itu tepatnya pada tahun 1918 kontrol wilayah Palestina berada di tangan Inggris

Balfour Declarations
Sebelum kejatuhan Palestina ke tangan Inggris pada tahun 1917 Menteri luar negeri Inggris keturunan Yahudi, Arthur James Balfour, menandatangani Deklarasi Balfour yang isinya dukungan Inggris pada bangsa Yahudi untuk mendirikan negara di Palestina. Setahun kemudian, secara resmi mandat atas Palestina diberikan kepada Inggris oleh LBB.
Gerakan Eksodus Yahudi ke Palestina
Setelah pada tahun 1930-an Partai NAZI menguasai Jerman dan mencanangkan gerakan pembersihan etnis yang kabarnya menelan korban lebih dari 6 Juta etnis Yahudi dalam peristiwa Holocaust, Gelombang eksodus Yahudi ke Palestina makin membesar hingga menimbulkan perlawanan dari bangsa Arab-Palestina antara tahun 1936-1939, sehingga memaksa Inggris membatasi imigrasi dengan mengeluarkan Buku Putih 1939. Namun Yahudi tak patah arang melalui gerakan bawah tanah, mereka terus melakukan migrasi ke Palestina.
Pada akhir Perang Dunia II, tercatat jumlah populasi orang Yahudi telah mencapai 33% dari populasi Palestina, meningkat drastis dari sebelumnya yang hanya 11% pada tahun 1922.
Pada tahun 1947, pemerintah Inggris menyatakan menarik diri dari Mandat Palestina, dan menyatakan tidak dapat mencapai solusi yang diterima baik oleh orang Arab maupun Yahudi.

Resolusi PBB untuk Palestina
Badan PBB yang baru saja dibentuk kemudian menyetujui Rencana Pembagian PBB (Resolusi Majelis Umum PBB 18) pada 29 November 1947. Rencana pembagian ini membagi Palestina menjadi dua negara, satu negara Arab, dan satu negara Yahudi. Yerusalem ditujukan sebagai kota Internasional – corpus separatum – yang diadministrasi oleh PBB untuk menghindari konflik status kota tersebut.
Komunitas Yahudi menerima rencana tersebut, tetapi Liga Arab dan Komite Tinggi Arab menolaknya atas alasan kaum Yahudi mendapat 55% dari seluruh wilayah tanah meskipun hanya merupakan 30% dari seluruh penduduk di daerah ini. Pada 1 Desember 1947, Komite Tinggi Arab mendeklarasikan pemogokan selama 3 hari, dan kelompok-kelompok Arab mulai menyerang target-target Yahudi.
Perang saudara pun dimulai ketika kaum Yahudi yang mula-mulanya bersifat defensif perlahan-lahan menjadi ofensif. Ekonomi warga Arab-Palestina runtuh dan sekitar 250.000 warga Arab-Palestina diusir ataupun melarikan diri.

Kemerdekaan Israel
Pada 14 Mei 1948, atau sehari sebelum habisnya masa perwalian Inggris atas tanah Palestina. Pemimpin gerakan warga Yahudi di Palestina ketika itu, Ben Gurion di Tel aviv, membacakan deklarasi pendirian negara Israel
Setelah itu kelompok Yahudi kemudian berusaha menguasai kawasan Palestina yang menjadi bagian mereka yang telah diberikan PBB sejak tahun 1947 . Karena jumlah warga Palestina di daerah itu lebih banyak dari warga Yahudi, Ben Gurion kemudian berusaha mengusir warga Palestina keluar dari daerah Israel. Akhirnya terjadilah pertempuran antara kelompok bersenjata Yahudi dan Arab. Ben Gurion ingin mengusir lebih dari satu juta warga Palestina ke luar kawasan Israel.
Warga Palestina kemudian mengungsi ke negara-negara Arab lain dan ke kawasan Palestina yang tidak dikuasai Israel, yaitu kawasan Jalur Gaza dan Tepi Barat Yordan. Selama pertempuran itu, sekitar 750.000 warga Palestina terpaksa mengungsi. 530 desa dan 13 kota Palestina hancur. Israel menyebut pertempuran ini sebagai "perang kemerdekaan“. Warga Palestina melihat perang ini sebagai invasi Israel atas wilayah mereka, yang mendapat legitimasi dari PBB.
Negara-negara Arab di sekitar Israel, yaitu Lebanon, Mesir, Yordania dan Suriah mengerahkan pasukan untuk memukul mundur tentara Israel. Namun pasukan Israel dapat mempertahankan wilayahnya dan mengusir tentara Arab keluar dari Israel. Tahun 1949 dicapai kesepakatan gencatan senjata yang rapuh.


Sejarah Kemerdekaan Israel
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.

1 komentar:

Tulis komentar
avatar
July 24, 2018 at 10:47 AM

Israel merdeka setelah perjuangan panjang

Reply