Mendiang
Presiden Venezuela Hugo Chavez menerapkan ekonomi sosialis di negerinya. Atas
nama rakyat, Chavez menasionalisasi perusahaan asing, memberikan perumahan
murah dan pengobatan gratis. Buat rakyat miskin, Chavez jadi pahlawan tapi buat
yang terbiasa dengan perilaku kerja keras, ekonomi sosialis gaya Chavez
ternyata banyak bolongnya.
Kematian
Presiden Venezuela Hugo Chavez menghentak dunia. Tak hanya kontroversial secara
kebijakan politik terutama penentangannya terhadap dunia barat, Chavez juga
dikenal dengan kebijakan ekonomi yang cukup mencengangkan.
Selama
14 tahun kepemimpinannya, Chavez dikenal dengan kebijakan instan untuk mencari
solusi dalam kebijakan ekonomi sosialisnya.
Seperti
kebijakan devaluasi mata uang yang dilakukan secara teratur, pengambilalihan
perusahaan swasta dan inflasi yang terdorong kenaikan pembelanjaan dari sektor
publik daripada mengatasi masalah yang mendasari ekonomi secara struktural,
seperti mengutip BBC, Rabu (5/3/2013).
Pendekatan
'cepat padam' Chavez ini bahkan masih terus berlanjut meski dia sedang
terbaring di tempat tidur. Melalui Wakil Presiden Nicolas Maduro menerapkan
devaluasi sebesar 32% terhadap mata uang bolivar pada Februari lalu.
Hasilnya,
Chavez mewariskan bangsa yang terancam mengalami keruntuhan infrastruktur,
pengeluaran publik tidak berkelanjutan dan kinerja industri yang tidak perform.
Meski demikian, berkat program-program sosialnya, orang miskin Venezuela telah meraih keuntungan dari kekayaan minyak negara itu lebih dari yang mereka lakukan di bawah apa yang disebut elit busuk yang mendapatkan tanggung jawab.
Meski demikian, berkat program-program sosialnya, orang miskin Venezuela telah meraih keuntungan dari kekayaan minyak negara itu lebih dari yang mereka lakukan di bawah apa yang disebut elit busuk yang mendapatkan tanggung jawab.
Tapi
ada kecurigaan kuat bahwa banyak dana terbuang - tidak hanya melalui korupsi,
tetapi juga inkompetensi para pejabatnya.
Selama
Hugo Chavez memimpin, dari 1999 sampai hari ini pemerataan pendapatan di
Venezuela secara bertahap menurun, seperti yang terjadi di sebagian besar
wilayah tersebut.
Negara
ini sekarang menawarkan distribusi pendapatan paling adil di Amerika Latin.
Sebagai gambaran, setiap warga negara Venezuela memiliki sepotong kue yang
sama. Masalahnya adalah, kue tersebut tak kunjung membesar.
"Venezuela
adalah ekonomi terbesar kelima di Amerika Latin, tetapi selama dekade terakhir,
mereka masuk dalam pertumbuhan PDB per kapita terburuk," kata Arturo
Franco dari Center for International Development di Harvard University.
Namun
Franco mengatakan, itu tergantung pada bagaimana Anda mengukur kemajuan
Venezuela.
Jika
Anda membandingkan kehidupan masyarakat Venezuela di bawah Chavez dengan 20
tahun sebelumnya, di bawah dua partai lain yang memimpin, era Chavez justru
lebih baik.
Tetapi
jika Anda melihat kinerja ekonomi superior dari tetangga Brazil dan Kolombia
selama periode yang sama, Venezuela memang masih di bawahnya.
Selain
itu, dengan harga satu barel minyak mencapai 10 kali lipat dari sejak awal
Chavez pertama kali terpilih, para lawan-lawannya mendesak dia harus berbuat
lebih banyak.
Sektor
Minyak
Kegagalan
Chavez mendiversifikasi ekonomi Venezuela agaknya menjadi tanda sektor minyak
masih menjadi andalan negara tersebut. Bahkan, minyak menyumbang lebih dari 90%
arus masuk mata uang asing ke Venezuela.
Sekitar 50% dari pendapatan pemerintah berasal dari industri perminyakan, sebagian besar dari perusahaan milik negara PDVSA .
Kehancuran yang disebabkan kebakaran di kilang minyak Amuay Venezuela Api Amuay mengangkat pertanyaan tentang investasi di sektor minyak Venezuela.
Pemerintah Chavez mengambil kontrol yang kuat dari PDVSA pada 2003, ketika memecat 40% dari tenaga kerja pasca pemogokan umum besar-besaran yang memaksanya turun dari kekuasaan.
Sekitar 50% dari pendapatan pemerintah berasal dari industri perminyakan, sebagian besar dari perusahaan milik negara PDVSA .
Kehancuran yang disebabkan kebakaran di kilang minyak Amuay Venezuela Api Amuay mengangkat pertanyaan tentang investasi di sektor minyak Venezuela.
Pemerintah Chavez mengambil kontrol yang kuat dari PDVSA pada 2003, ketika memecat 40% dari tenaga kerja pasca pemogokan umum besar-besaran yang memaksanya turun dari kekuasaan.
Tetapi
para kritikus telah menuduh perusahaan mengabaikan pemeliharaan seiring
penyaluran pendapatan minyak ke dalam program sosial pemerintah. Hal ini
terutama setelah sebuah ledakan pada bulan Agustus 2012 di kilang Amuay,
menyebabkan kematian 42 orang.
Daripada
berinvestasi di PDVSA untuk meningkatkan produksi, Chavez memperlakukan
perusahaan tersebut sebagai uang kas untuk membiayai pengeluaran sosial terkait
perumahan, kesehatan dan transportasi.
Mencari
tahu bagaimana pembagian uang dalam pemerintahan Chavez tidak mudah. Tetapi
pemerintah Venezuela terus terlibat dalam setiap sektor ekonomi, sehingga
merugikan sektor swasta.
Pada
September 2012, kantor berita Reuters mempublikasikan sebuah
laporan khusus tentang perusahaan negara milik Venezuela, Fonden, yang sekarang
menyumbang sepertiga dari seluruh investasi di Venezuela.
Data
menunjukkan serangkaian fasilitas terbengkalai atau setengah terbangun,
termasuk sebuah pabrik kertas, pabrik aluminium dan armada bus yang tidak
terpakai.
Proyek tersebut semua didanai dari Fonden. Perusahaan ini padahal telah menyerap US$ 100 miliar dari pendapatan minyak Venezuela sejak didirikan pada 2005.
Pada akhir Januari, pemerintah memotong kontribusi PDVSA untuk Fonden sebesar 19%, sebuah langkah yang tampaknya menjadi pertanda pemotongan belanja publik. Tapi kenyaatannya belum ada program penghematan.
Proyek tersebut semua didanai dari Fonden. Perusahaan ini padahal telah menyerap US$ 100 miliar dari pendapatan minyak Venezuela sejak didirikan pada 2005.
Pada akhir Januari, pemerintah memotong kontribusi PDVSA untuk Fonden sebesar 19%, sebuah langkah yang tampaknya menjadi pertanda pemotongan belanja publik. Tapi kenyaatannya belum ada program penghematan.
Perumahan
Dalam perayaan kemenangannya pada pemilihan presiden Oktober 2012, Chavez membuat perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan meluncurkan sebuah rencana untuk membangun tiga juta rumah pada 2018.
Dalam perayaan kemenangannya pada pemilihan presiden Oktober 2012, Chavez membuat perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan meluncurkan sebuah rencana untuk membangun tiga juta rumah pada 2018.
Program
perumahan memicu peningkatan besar dalam belanja publik. Bank of
America-Merrill Lynch menyebut belanja pemerintah naik 30% selama 12 bulan
menjelang pemilu.
Tapi
semua kemurahan Chavez mengorbankan keuangan publik. Capital Economics, sebuah
perusahaan riset, memperkirakan bahwa defisit fiskal Venezuela melebar menjadi
9% dari PDB pada 2012, sementara Morgan Stanley menganggap lebih besar mencapai
bisa 12% saat ini.
Bank
Dunia memperkirakan perekonomian Venezuela telah tumbuh lebih dari 5% selama
2012. Namun, diperkirakan melambat pada 2013, dengan pertumbuhan hanya 1,8%.
Sementara banyak analis memperkirakan negara itu jatuh ke dalam resesi tahun
ini.
Devaluasi
Mata Uang
Kebijakan
terbaru tentang devaluasi (penurunan/pemotongan) mata uang Venezuela akan
membantu posisi keuangan pemerintah. Hal itu mengingat harga minyak menggunakan
kurs dolar, di mana pelemahan mata uang bolivar meningkatkan nilai dari
pendapatan minyak, sehingga memberikan pemerintah lebih banyak uang.
Secara teori, hal itu juga bisa membantu Venezuela untuk mengekspor barang lebih dari sektor ekonomi lainnya. Tapi pengamat memperhitungkan sektor manufaktur negara itu terlalu kecil untuk mendapatkan keuntungan banyak. Ini konsekuensi lain dari kebijakan konsentrasi Venezuela hanya pada minyak dengan mengesampingkan sektor lain.
Secara teori, hal itu juga bisa membantu Venezuela untuk mengekspor barang lebih dari sektor ekonomi lainnya. Tapi pengamat memperhitungkan sektor manufaktur negara itu terlalu kecil untuk mendapatkan keuntungan banyak. Ini konsekuensi lain dari kebijakan konsentrasi Venezuela hanya pada minyak dengan mengesampingkan sektor lain.
\
Inflasi
20% per Tahun
Negara
ini mengalami inflasi mencapai hampir 20% per tahun. Survei organisasi Economy
Consensus mengatakan kenaikan inflasi dan pengeluaran pemerintah ditambah
dengan kontrol mata uang dan kontrol modal telah menciptakan defisit fiskal
melebar. "Pihak berwenang semakin bergantung pada utang luar negeri untuk
membiayai ini," menurut survei itu.
Utang
Perihal
utang, Bloomberg menyebutkan jika China Development Bank telah
meminjamkan Venezuela US$ 42,5 miliar selama periode lima tahun.
Menteri
Perminyakan Rafael Ramirez mengatakan pada September 2012 bahwa dari 640.000
barel minyak per hari, Venezuela mengekspor ke China, 200.000 barel, yang
menjadi bukti pembayaran utang negara ke Beijing.
Kecuali
Venezuela dapat memperbaiki kinerja PDVSA, utang-utang negara akan tetap bahkan
bisa terus naik yang membuat kesenjangan negara antara pengeluaran dan
pendapatan melebar.
Tapi
pembelanjaan berlebih tidak berhenti di sektor perumahan. Dalam upaya untuk
menyebarkan pengaruh revolusi Bolivarian-nya, Chavez mendapatkan kemudahan dari
Kuba dan negara-negara lain di kawasan itu untuk meraih keuntungan dari
penawaran murah dan pinjaman lunak di bawah Alba dan program Petrocaribe.
Pemerintahan
berikutnya harus memutuskan apakah melanjutkan pendanaan di bawah jaringan
petro-diplomasi tersebut.
Mengingat
sebagian besar negara di Karibia, mengalami penurunan pada sektor pariwisatanya
karena penurunan ekonomi global, akan ada harapan garis kehidupan ekonomi
Venezuela juga tidak akan surut.
Sumber : Liputan6.com
Kebijakan Ekonomi ala Hugo Chavez berhasil atau tidak ?
4/
5
Oleh
Unknown