Monday, February 8, 2016

Kebijakan Ekonomi ala Hugo Chavez berhasil atau tidak ?

Mendiang Presiden Venezuela Hugo Chavez menerapkan ekonomi sosialis di negerinya. Atas nama rakyat, Chavez menasionalisasi perusahaan asing, memberikan perumahan murah dan pengobatan gratis. Buat rakyat miskin, Chavez jadi pahlawan tapi buat yang terbiasa dengan perilaku kerja keras, ekonomi sosialis gaya Chavez ternyata banyak bolongnya. 


Kematian Presiden Venezuela Hugo Chavez menghentak dunia. Tak hanya kontroversial secara kebijakan politik terutama penentangannya terhadap dunia barat, Chavez juga dikenal dengan kebijakan ekonomi yang cukup mencengangkan. 
Selama 14 tahun kepemimpinannya, Chavez dikenal dengan kebijakan instan untuk mencari solusi dalam kebijakan ekonomi sosialisnya.

Seperti kebijakan devaluasi mata uang yang dilakukan secara teratur, pengambilalihan perusahaan swasta dan inflasi yang terdorong kenaikan pembelanjaan dari sektor publik daripada mengatasi masalah yang mendasari ekonomi secara struktural, seperti mengutip BBC, Rabu (5/3/2013).
Pendekatan 'cepat padam' Chavez ini bahkan masih terus berlanjut meski dia sedang terbaring di tempat tidur. Melalui Wakil Presiden Nicolas Maduro menerapkan devaluasi sebesar 32% terhadap mata uang bolivar pada Februari lalu.
Hasilnya, Chavez mewariskan bangsa yang terancam mengalami keruntuhan infrastruktur, pengeluaran publik tidak berkelanjutan dan kinerja industri yang tidak perform.

Meski demikian, berkat program-program sosialnya, orang miskin Venezuela telah meraih keuntungan dari kekayaan minyak negara itu lebih dari yang mereka lakukan di bawah apa yang disebut elit busuk yang mendapatkan tanggung jawab. 
Tapi ada kecurigaan kuat bahwa banyak dana terbuang - tidak hanya melalui korupsi, tetapi juga inkompetensi para pejabatnya.

Selama Hugo Chavez memimpin, dari 1999 sampai hari ini pemerataan pendapatan di Venezuela secara bertahap menurun, seperti yang terjadi di sebagian besar wilayah tersebut.
Negara ini sekarang menawarkan distribusi pendapatan paling adil di Amerika Latin. Sebagai gambaran, setiap warga negara Venezuela memiliki sepotong kue yang sama. Masalahnya adalah, kue tersebut tak kunjung membesar.
"Venezuela adalah ekonomi terbesar kelima di Amerika Latin, tetapi selama dekade terakhir, mereka masuk dalam pertumbuhan PDB per kapita terburuk," kata Arturo Franco dari Center for International Development di Harvard University.
Namun Franco mengatakan, itu tergantung pada bagaimana Anda mengukur kemajuan Venezuela.

Jika Anda membandingkan kehidupan masyarakat Venezuela di bawah Chavez dengan 20 tahun sebelumnya, di bawah dua partai lain yang memimpin, era Chavez justru lebih baik.
Tetapi jika Anda melihat kinerja ekonomi superior dari tetangga Brazil dan Kolombia selama periode yang sama, Venezuela memang masih di bawahnya. 
Selain itu, dengan harga satu barel minyak mencapai 10 kali lipat dari sejak awal Chavez pertama kali terpilih, para lawan-lawannya mendesak dia harus berbuat lebih banyak.

Sektor Minyak
Kegagalan Chavez mendiversifikasi ekonomi Venezuela agaknya menjadi tanda sektor minyak masih menjadi andalan negara tersebut. Bahkan, minyak menyumbang lebih dari 90% arus masuk mata uang asing ke Venezuela.

Sekitar 50% dari pendapatan pemerintah berasal dari industri perminyakan, sebagian besar dari perusahaan milik negara PDVSA .

Kehancuran yang disebabkan kebakaran di kilang minyak Amuay Venezuela Api Amuay mengangkat pertanyaan tentang investasi di sektor minyak Venezuela.

Pemerintah Chavez mengambil kontrol yang kuat dari PDVSA pada 2003, ketika memecat 40% dari tenaga kerja pasca pemogokan umum besar-besaran yang memaksanya turun dari kekuasaan.
Tetapi para kritikus telah menuduh perusahaan mengabaikan pemeliharaan seiring penyaluran pendapatan minyak ke dalam program sosial pemerintah. Hal ini terutama setelah sebuah ledakan pada bulan Agustus 2012 di kilang Amuay, menyebabkan kematian 42 orang.
Daripada berinvestasi di PDVSA untuk meningkatkan produksi, Chavez memperlakukan perusahaan tersebut sebagai uang kas untuk membiayai pengeluaran sosial terkait perumahan, kesehatan dan transportasi.
Mencari tahu bagaimana pembagian uang dalam pemerintahan Chavez tidak mudah. Tetapi pemerintah Venezuela terus terlibat dalam setiap sektor ekonomi, sehingga merugikan sektor swasta.
Pada September 2012, kantor berita Reuters mempublikasikan sebuah laporan khusus tentang perusahaan negara milik Venezuela, Fonden, yang sekarang menyumbang sepertiga dari seluruh investasi di Venezuela.
Data menunjukkan serangkaian fasilitas terbengkalai atau setengah terbangun, termasuk sebuah pabrik kertas, pabrik aluminium dan armada bus yang tidak terpakai.

Proyek tersebut semua didanai dari Fonden. Perusahaan ini padahal telah menyerap US$ 100 miliar dari pendapatan minyak Venezuela sejak didirikan pada 2005.

Pada akhir Januari, pemerintah memotong kontribusi PDVSA untuk Fonden sebesar 19%, sebuah langkah yang tampaknya menjadi pertanda pemotongan belanja publik. Tapi kenyaatannya belum ada program penghematan.

Perumahan
Dalam perayaan kemenangannya pada pemilihan presiden Oktober 2012, Chavez membuat perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan meluncurkan sebuah rencana untuk membangun tiga juta rumah pada 2018.
Program perumahan memicu peningkatan besar dalam belanja publik. Bank of America-Merrill Lynch menyebut belanja pemerintah naik 30% selama 12 bulan menjelang pemilu.
Tapi semua kemurahan Chavez mengorbankan keuangan publik. Capital Economics, sebuah perusahaan riset, memperkirakan bahwa defisit fiskal Venezuela melebar menjadi 9% dari PDB pada 2012, sementara Morgan Stanley menganggap lebih besar mencapai bisa 12% saat ini.
Bank Dunia memperkirakan perekonomian Venezuela telah tumbuh lebih dari 5% selama 2012. Namun, diperkirakan melambat pada 2013, dengan pertumbuhan hanya 1,8%. Sementara banyak analis memperkirakan negara itu jatuh ke dalam resesi tahun ini.

Devaluasi Mata Uang
Kebijakan terbaru tentang devaluasi (penurunan/pemotongan) mata uang Venezuela akan membantu posisi keuangan pemerintah. Hal itu mengingat harga minyak menggunakan kurs dolar, di mana pelemahan mata uang bolivar meningkatkan nilai dari pendapatan minyak, sehingga memberikan pemerintah lebih banyak uang.

Secara teori, hal itu juga bisa membantu Venezuela untuk mengekspor barang lebih dari sektor ekonomi lainnya. Tapi pengamat memperhitungkan sektor manufaktur negara itu terlalu kecil untuk mendapatkan keuntungan banyak. Ini konsekuensi lain dari kebijakan konsentrasi Venezuela hanya pada minyak dengan mengesampingkan sektor lain.
\
Inflasi 20% per Tahun
Negara ini mengalami inflasi mencapai hampir 20% per tahun. Survei organisasi Economy Consensus mengatakan kenaikan inflasi dan pengeluaran pemerintah ditambah dengan kontrol mata uang dan kontrol modal telah menciptakan defisit fiskal melebar. "Pihak berwenang semakin bergantung pada utang luar negeri untuk membiayai ini," menurut survei itu.

Utang
Perihal utang, Bloomberg menyebutkan jika China Development Bank telah meminjamkan Venezuela US$ 42,5 miliar selama periode lima tahun.
Menteri Perminyakan Rafael Ramirez mengatakan pada September 2012 bahwa dari 640.000 barel minyak per hari, Venezuela mengekspor ke China, 200.000  barel, yang menjadi bukti pembayaran utang negara ke Beijing.
Kecuali Venezuela dapat memperbaiki kinerja PDVSA, utang-utang negara akan tetap bahkan bisa terus naik yang membuat kesenjangan negara antara pengeluaran dan pendapatan melebar.
Tapi pembelanjaan berlebih tidak berhenti di sektor perumahan. Dalam upaya untuk menyebarkan pengaruh revolusi Bolivarian-nya, Chavez mendapatkan kemudahan dari Kuba dan negara-negara lain di kawasan itu untuk meraih keuntungan dari penawaran murah dan pinjaman lunak di bawah Alba dan program Petrocaribe.
Pemerintahan berikutnya harus memutuskan apakah melanjutkan pendanaan di bawah jaringan petro-diplomasi tersebut.

Mengingat sebagian besar negara di Karibia, mengalami penurunan pada sektor pariwisatanya karena penurunan ekonomi global, akan ada harapan garis kehidupan ekonomi Venezuela juga tidak akan surut.

Sumber : Liputan6.com
Kebijakan Ekonomi ala Hugo Chavez berhasil atau tidak ?
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.