Kosovo, dahulunya merupakan bagian dari
Provinsi Serbia yang mayoritas penduduknya beretnis Albania dan beragama Islam,
berbeda sekali dengan Etnis mayoritas Negara Serbia yaitu etnis Serbia yang
beragama Islam Orthodoks. Kawasn ini terus bergejolak sejaka tahun 1960-an
karena isu pertentangan antra etnis yang mendominasi Yugoslavia yaitu Serbia dan
etnis mayoritas di Kosovo yaitu Albannia hingga akhirnya mereka memperoleh
otonomi khusus dan akhirnya terlibat pertempuran sengit dengan Tentara Serbia
untuk merebut kemerdekaanya, karena menganggap Serbia tak berlaku adil pada
mereka
Dalam menempuh kemerdekaannya, Kosovo telah melampaui perjalanan
panjang dan penuh perjuangan. Kosovo yang berpenduduk 2,1 juta jiwa, terdiri
dari 90 persen etnis Albania yang Muslim, 5,3 persen etnis Serbia yang Katolik
Ortodoks, selebihnya etnis Bosnia dan minoritas lain.
Sejarah Singkat Kosovo
Ratusan tahun yang lalu sebenarnya etnik Albania merupakan
minoritas di Kosovo pada saat masih di bawah kekuasaan Yugoslavia hingga
akhirnya pada tahun 1386 kerajaan Turki- Ottoman berhasi merebut daerah
itu dan secara berangsur-angsur banyak dari penduduk Kosovo yang semula
beragama Kristen Ortodok memeluk Islam mengikuti mayoritas penduduk Turki.
Seiring dengan berjalannya waktu, etnik Albania banyak banyak berpindah menuju
ke Kosovo sedangkan etnik Serbia berangsur-angsur beralih ke wilayah Utara
menuju Serbia akibat tekanan dari kerajaan Turki- Ottoman.
Selama bertahun-tahun Kosovo di bawah kendali Istanbul hingga
akhirnya terjadi pertempuran Balkan antara 1912 hingga 1913 yang berlangsung
sebanyak 2 kali. Pasukan Serbia yang bersekutu dengan beberapa negara
tetangganya seperti Bulgaria, Yunani, Serbia dan Montenegro berhasil memukul
mundur pasukan Turki-Ottoman tidak hanya dari Kosovo bahkan dari seluruh
kawasan Balkan kecuali Istanbul dengan ditandatanganinya perjanjian London.
Setelah itu Kosovo menjadi bagian dari Provinsi republik negara
bagian serbia yang berada di bawah kekuasaan Yugoslavia, yang didominasi oleh etnik Serbia.Setelah itu kawasan Kosovo mendapatkan status wilayah otonomi
khusus melalui Konstitusi 1974 karena kawasan ini berbeda dengan kawasan serbia
lainya yang didominasi etnis Serbia,
hingga akhirnya Yugoslavia yang merupakan negara federal runtuh. Pada 25 Juni
tahun 1991 Slovenia dan Kroasia memerdekakan diri, yang kemudian disusul dengan
intervensi militer dari tentara federal dari etnik Serbia karena tidak
menyetujui kemerdekaan kedua negara tersebut, pertempuran terjadi sangat sengit
terutama di wilayah Kroasia yang jumlah penduduk etnik Serbianya cukup banyak,
selain juga pengaruh ingatan akan perang dunia kedua.
Tahun 1992 Bosnia-Herzegovina juga memproklamirkan kemerdekaannya,
lagi-lagi tentara federal melakukan aksi militer dengan alasan mempertahankan
kesatuan negaranya. Pertempuran di Bosnia terjadi begitu sengit dan cukup lama
hingga disetujuinya perjanjian Dayton pada tahun 1995.
Pada tahun 1991 Kosovo memulai gerakan pertama kemerdekaanya
dengan mengadakan referendum nasional tentang kemerdekaan Kosovo, namun Serbia
mengannggapnya ilegal lalu menyerang Kosovo dan menguasai Kosovo lagi
Kemudian pada tahun 1999 pecah perang besar lagi di Kosovo, perang
ini dilatarbelakangi oleh referendum rakyat Kosovo yang mayoritas menginginkan
kemerdekaan dari Serbia, sementara pemerintah Pusat, Serbia menganggap
referendum itu ilegal, hingga akhirnya Serbia meyerang wilayah itu dan akhirnya
terjadi pertempuran sengit yang tak berimbang antara tentara Serbia melawan
pejuang-pejuang Kosovo yang tergabung dalam Kosovo Liberation Army (KLA)
yang telah terbentuk sejak tahu 1996 dan pertempuran yang semula berusaha
menghancurkan gerakan sparatis berubah menjadi kampanye pembersihan etnis non
Serbia dari Kosovo dengan pengusiran dan pembunuhan yang keji, sehingga
menimbulkan terjadinya gelombang pengungsi dari Kosovo ke negara-negara tetangganya
yang mengundan simpati dunia internasional untuk turut membantu mengurai
masalah ini.
Setelah terjadi kegagalan negosiasi politik untuk mencari solusi
atas status Kosovo dan hak-hak rakyat Kosovo-Albania, Amerika Serikat memipin NATO
melakukan intervensi militer atas tentara Serbia di wilayah Kosovo dalam perang
selama 78 hari yang berhasil memaksa mundur pasukan Serbia dari Kosovo.
Setelah berhasil mengusit tentara Serbia PBB membentuk
pemerintahan sementara dengan nama UN Mission in Kosovo (UNMIK) untuk
menjalankan kekuasaan administrasi di Kosovo dengan jaminan keamanan NATO
melalui Commanded Kosovo Force (K-FOR), kecuali di wilayah berpopulasi etnis
Serbia di utara Kosovo.
Pasca peristiwa itu, elite politik Kosovo bertekad untuk segera
memerdekakan Kosovo. Hasil Pemilu Kosovo September 2007 yang diboikot warga
etnis Serbia atas instruksi Serbia, memperlihatkan mayoritas rakyat Kosovo
ingin merdeka dan mereka mulai mencari dukungan Internasional, Amerika Serikat
Uni Eropa bersama-sama sekutunya menjanjikan pengakuan kemerdekaan sepihak jika
nantinya PBB tak mengakui kemerdekaan Kosovo karena Rusia sebagai anggota tetap
Dewan Keamanan PBB menggunakan hak veto nya untuk menghentikan berbagai upaya
PBB untuk mengakui kemerdekaan Kosovo.
Akhirnya Pada hari Minggu, 17 Februari 2008, Kosovo
mendeklarasikan kemerdekaan namun deklarasi kemerdekaan ini merupakan tindakan
unilateral karena tidak didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun,
sekarang kemerdekaan Kosovo didukung oleh lebih dari 100 negara, terutama
Amerika Serikat, Inggris dan beberapa negara Uni Eropa dan lainya.
Kepentingan-kepentingan negara besar
Konflik yang terjadi di Balkan khususnya di
wilayah Kosovo adalah wujud dari Perang Proxy antara Amerika Serikat bersama
sekutu utamanya Uni eropa melawan Rusia, karena Amerika Serikat ingin
memperlemah pengaruh musuh bebuyutanya di Balkan dengan mendukung kemerdekaan
Kosovo yang dahulunya adalah provinsi dari Negara Serbia yan merupakan sekutu
utama Rusia di Balkan karena mereka berasal dari etnis yang sama yaitu Slavia
dan mereka memiliki kerjasama Pan-Slavia.
Amerika Serikat
Amerika Serikat sangat mendukung sekali kemerdekaan
Kosovo dari Serbia dengan tujuan alasan politis untuk menggerogoti pengaruh
Rusia di wilayah Balkan (negara-negara pecahan Yugoslavia). Karena Rusia yang
mayoritas berasal dari etnis Slavia merupakan sekutu utama bagi Serbia, hal itu
dilkukan dengan memberikan bantuan keuangan melaui program USAID serta mengirimkan
pasukan penjaga perdamaian NATO dalam NATO’s Kosovo Force (KFOR). Selain itu
untuk memperkuat pengaruhnya di Balkan Amerika Serikat juga berencana
menetapkan wilayah Kosovo sebagai bagian dari sistem pertahanan anti-rudal bagi
Eropa, serta menjanjikan pengakuan sepihak jika PBB tak bisa mengakui
kemerdekaan Kosovo.
Uni Eropa
Uni
Eropa yang merupakan sekutu utama Amerika Serikat, dengan dimotori negara-negara
besar seperti, Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia mengambil sikap untuk
mengakui Kosovo seandainya daerah itu mengumumkan kemerdekaanya, serta membahas
skema menerima keanggotaan baru dari negara-negara yang ada di wilayah Balkan
dalam dalam rangka memperkuat posisi dan aliansi strategis dengan negara-negara
Balkan, karena secara geografis Balkan merupakan bagian dari kawasan Eropa
sehingga krisis yang berlangsung dan tak berkesudahan di kawasan itu merupakan tantangan
besar bagi Uni Eropa untuk menunjukanya pada masyarakat internasional bagaimana
penangana Eropa untuk menangani permasalahan yang ada di wilayahnya .
Rusia
Rusia
sangat menentang sekali aksi NATO yang dipimpin Amerika Serikat di Kosoo karena
itu merupakan bagian upaya dari Barat menggerogoti pengaruhnya di wilayah
Balkan dan Eropa Timur. Selain itu Rusia takut kehilangan mitra utamanya di
Balkan, Serbia suatu saat akan berpindah haluan pada Amerika Serikat dan Uni
Eropa
Untuk
mengatasi hal itu Rusia yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB menggunakan
hak veto-nya guna menghadang upaya negara-negara Barat memperoleh Resolusi
DK-PBB yang akan memberikan pengakuan kemerdekaan pada Kosovo dan menghendaki
persoalan Kosovo diselesaikan di PBB. Perkembangan itu
Sementra
itu Serbia sebagai negara Induk Kosovo menentang keras kemerdekaan Kosovodan
mengingginka Kosovo tetap berada dalam kedaulatan wilayahnya dengan argumentasi
historis dan keinginan mempertahankan negara kesatuan. Untuk itu Serbia
menawarkan otonomi luas disertai banyak unsur kenegaraan tetapi tetap berkeras
bahwa Kosovo mesti tetap berada di bawah kedaulatan Serbia. Menlu Serbia. Namun
hal itu ditolak Kosovo dan membuat ketegangan atar etnis di Serbia dan Kosovo
masih terasa hingga kini
Negara Kosovo, Bangsa Albania pecahan dari Serbia
4/
5
Oleh
Unknown