Yugoslavia adalah nama sebuah negara federasi terbesar di Balkan yang pernah ada pada periode 1918 hingga 2003 dimana negara ini memainkan peranan penting dalam percaturan politik dunia pada era perang dingin karena tak ikut Blok Barat dan Blok Timur serta ikut membentuk aliansi sendiri bernama Gerakan Non Blok, Namun negara ini mengalami nasib yang tragis banyak anggota negara-negara bagianya yang memisahkan diri karena heterogenitas etnik dan agama masyarakatnya yang tak setuju dominasi etnis Serbia pada pemerintahan Federal serta ketiadaan pemimpin yang kuat seperti Joseph Broz Tito yang berhasil.
Munculnya benih perpecahan
Pada tahun 1971 sebagai
akibat melemahnya perekonomian Yugoslavia dan juga memburuknya hubungan antara
etnis Serbia dan Kroasia, pimpinan Liga
Komunis Yugoslavia, Miko Tripalo dan Savka Dabčević-Kučar bekerjasama dengan
kelompok-kelompok partai nasionalis negara bagian melancarkan demonstrasi
menuntut peningkatkan kekuasaan republik negara bagian federal, gerakan itu
dikenal sebagai Gerakan Massa (MASPOK) dan dikenal dengan nama “Kroasia Spring”
. Tito, yang berasal dari etnis Kroasia menanggapi masalah tersebut dengan pendekatan
ganda melakukan penangkapan terhadap
para pimpinan gerakan itukarena tuduhan sparatis (membangkitkan nasionalisme
etnis),serta memulai agenda reformasi untuk menghindari krisis serupa terjadi
lagi di masa mendatang.
Pada tahun 1974,
sebuah konstitusi federal yang baru disahkan dengan memberikan otonomi yang lebih
luas pada republik negara bagian, dengan tujuan utama memenuhi tuntutan gerakan
“Koroasia Spring” pada tahun 1971
lalu. Konstitusi ini juga memberi status otonomi yang sama pada dua provinsi
Serbia yaitu, Kosovo dan Vojvodina, Kosovo yang merupakan provinsi dari Serbia
tapi mayoritas penduduknya berasal dari etnis Albania sementara Vojvodina , adalah
provinsi Serbia yang mayoritas penduduknya berasal dari etnis Serbia dan etnis Hungaria.
Konstitusi baru ini jelas sangat memuaskan para republik –republik negara
bagian seperti Kroasia serta Albania Kosovo dan minoritas di Vojvodina. Tentu
saja kebijakan menimbulkan kekecewaan pada Serbia yang merupakan negara sekaligus
etnis terbesar di Federasi Yugoslavia karena akan mengurangi pengaruh Serbia
pada pemerintahan federal serta juga akan menimbulkan desintegrasi bangsa
karena menguatnya sentimen etnis (kebangsaan) di republik-republik negara
bagian Federasi Yugoslavia
Pada tanggal 4 Mei
1980, Tito meninggal dunia dan dia belum sempat mempersiapkan penggantinya
padahal konstitusi 1974 mengangkat Tito sebagai Presiden seumur hidup, karena
dianggap tak ada sosok pemimpin yang dianggap kuat dan mampu menggantikan Tito
maka setelah kematianya pemerintahan Federal dijalankan secara kolektif
kepresidenan, menurut konstitusi 1974 dari yang
dimana kursi kongres sampai pemilihan presiden digilir secara tahunan masing-masing republik negara bagian serta dua daerah
otonom (Kosovo dan Vojvodina). Dari tahun
1980 sampai 1990, Kepala pemerintahan Yugoslavia dijabat antara lain oleh, Cvijetin
Mijatovic (Bosnia & Herzegovina) 1980-1981, Sergej Kraigher (Slovenia)
1981-1982, Petar Stambolic (Serbia) 1982-1983, Mika Spiljak (Croatia)
1983-1984, Veselin Djuranovic (Montenegro) 1984-1985, Radovan Vlajkovic
(Vojvodina) 1985-1986, Sinan Hasani (Kosovo) 1986-1987, Lazar Mojsov
(Macedonia) 1987-1988, Raif Dizdarevic (Bosnia & Herzegovina) 1988-1989,
Janez Drnovsek (Slovenia) 1989-1990, Borisav Jovic (Serbia) 1990-1991.
Pada tahun 1987, terjadi
demonstrasi besar-besaran menuntut otonomi yang lebih luas bagi Kosovo lalu ,
Beograd meresponya dengan mengirimkan pasukan dibawah pimpinan Slobodan
Milosevic pasca peristiwa itu namanya kian populer di seantero Yugoslavia
Dengan popularitasnya
yang kian meningkat pada tahun 1989 Slobodan Milosevic berhasil terpilih menjadi
presiden republik negara bagian Serbia setelah ia menyatakan dukunganya pada
etnis Serbia dalam konflik antara etnis Serbia dan Albania di Kosovo. Setelah berhasil
mengamankan posisinya di Serbia, Milošević melanjutkan usahanya untuk mengambil
kendali pemerintahan Vojvodina, Kosovo, dan tetangga Republik negara bagia Montenegro,
tak lama kemudian Milosevic berhasil menempatkan para sekutunya menjadi
perwakilan Republik negara bagian Montenegro dan dua daerah otonom Kosovo dan
Vojvodina dalam Kolektif kepresidenan untuk mendukung rencananya memperkuat
kontrol pemerintah pusat pada republik negara bagian dan daerah otonom, Namun
tak semua republik negara bagian mendukung rencana Milosevic tersebut, sehingga
suara di Dewan Kolektif Kepresidenan terpecah dimana pihak yang pro atas Ide
tersebut adalah Serbia, Montenegro, Vojvodina dan Kosovo sementara pihak yang
kontra adalah Slovenia, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, dan Makedonia.
Slovenia & Kroasia
Pada Januari 1990, saat
Kongres luar biasa ke-14 Liga Komunis Yugoslavia (Januari 1990), delegasi dari
Liga Komunis Kroasia ,pimpinan Ivica Račan, dan Liga Komunis Slovenia sama-sama
menyatakan keluar dari sidang kongres karena tak setuju dengan rencana Milošević
mencabut otonomi pada republik negara bagian dan dua daerah otonom. dengan
demikian kesatuan Liga Komunis Yugoslavia pun pecah dan mengarah pada
pembentukan sistem multi partai di republik-republik negara bagian. Pada bulan
April 1990 diadakan Pemilihan umum Yugoslavia, Liga -liga (Partai-partai) komunis
di repuplik-republik negara bagian gagal memenangkan mayoritas pemilu di
republik negara bagian Di Kroasia dan Slovenia partai nasionalis berhasil
memenangkan pemilu lokal setempat.
Pada tanggal 22,
Desember 1990 Slovenia mengadakan referendum tentang kemerdekaan dan berhasil
dimenangkan kelompok pro-kemerdekaan. Lalu Kroasia pun menyusul dengan
mengadakan referendum yang sama pada Mei 1991 yang juga sama dimenangkan
kelompok pro kemerdekaan Selanjutnya pada 25 juni 1991 Kroasia dan Slovenia yang
berada di bawah pemerintahan nasionalis a negara menyatakan menyatakan
kemerdekaanya dari Federasi Yugoslavia. Yugoslavia tak tinggal diam begitu saja
pada tanggal 27 Juni di pagi hari , Tentara Rakyat Yugoslavia yang mayoritas
berasal dari etnis Serbia dikirim untuk menguasai Slovenia lagi, pertempuran
antara Yugoslavia dan Slovenia ini hanya berlangsung selama sepuluh hari dan berhenti pada tanggal 7 Juli , melalui
Perjanjian Brijuni, yang isinya melaksanakan gencatan senjata bersenjata dan moratorium kemerdekaan Slovenia dari
Yugoslavia selama tiga bulan. Penghentian perang ini sebenarnya dalah faktor
bahwa mayoritas penduduk Slovenia adalah ertnis Slovenia sendiri sementara
sedikit sekali etnis Serbia disana serta letak Slovenia yang jauh dari Beograd
sehingga minim sekali kepentingan etnis Serbia disana dan Serbiapun ingin lebih
fokus melakukan operasi militer Kroasia yang etnik penduduk Serbia nya relatif banyak
serta dekat dari Beograd untuk mengamankan kepentingan Serbia disana. Di
Kroasia perang terjadi secara sengit Kelompok etnis Serbia yang tinggal di
Kroasia turut membnatu tentara federal Yugoslavia melawan kelompok pro
kemerdekaan Kroasia dengan menduduki beberapa wilayah di Kroasia pada bulan
Januari 1992 diadakan gencatan senjata antara tiga belah pihak yang bertikai
karena perhatian Pemerintah Federal sedang fokus pada gejolak di
Bosnia-Herzegovina yang juga menuntut kemerdekaan. Lalu Bulan Juni 1992 Tentara
etnis Kroasia yang semula bersekutu dengan Bosnia karena sama-sama menuntut
kemerdekaan, balik menyerang Bosnia dan bekerjasama dengan Yugoslavia dengan
harapan nantinya jika perang berakhir, maka mereka akan membagi Bosnia menjadi
dua bagian untuk mereka . Tahun 1994 setelah ada kesepakatan Zagreb Tentara
Kroasia dan Bosnia kembali bersatu lagi melawan Tentara Yugoslavia hingga pada
akhirnya pada Agustus 1995 Tentara Yugoslavia berhasil diusir dari Kroasia.
Makedonia
Sementara itu pada 8
September 1991 Republik negara bagian Makedonia yang letaknya tepat di selatan
Serbia menyatakan kemerdekaanya dan memisahkan diri dari Federasi Yugoslavia,
Namun Tentara federal hanya diam saja dan membiarkanya karena negara ini sangat
miskin dan etnis Serbia disana sangat minim sekali sehingga Pemerintahan
Federal yang didominasi etnis Serbia merasa tak punya kepentingan disana dan
membiarkan Makedonia lepas begitu saja.
Bosnia-Herzegovina
Bosnia
(Bosnia-Herzegovina) adalah republik negara bagian dari Federasi Yugoslavia
dimana komposisi penduduknya berdasarkan etnik pada tahun 1991 tak ada etnik yang
dominan dimana Etnik Bosnia populasinya 44% yang mayoritas beragama Islam,
etnis Serbia berjumlah 32,5% mayoritas Kristen Orthodox dan 14% etnis Kroasia sebesar
17%. Setelah pemisahan diri Kroasia, Slovenia dan Makedonia. Mayoritas penduduk
muslim Bosnia pun juga ingin melakukan hal yang sama karena pemerintahan
Federasi Yugoslavia didominasi oleh etnis Serbia yang mayoritas beragama
Kristen Orthodoks yang membuat kebijakan sering merugikan etnis non serbia
Pada bulan Januari
1992 Bosnia mengadakan referendum tentang kemerdekaan, namun etnis Serbia
memboikot referendum kemerdekaan tersebut, hasilnya kelompok pro kemerdekaan
memenangkan suara tapi Federasi Yugoslavia tidak mengakui hasil referendum
tersebut karena dianggap ilegal dan tidak diikuti etni Serbia, Selain itu
pemerintah federal juga ingin melindungi kepentingan etnis Serbia di Bosnia
yang merupakan etnis terbesar kedua disana Lalu untuk menandingi aksi kelompok
pro-kemerdekaan, pada 9 Januari 1992 etnis Serbia di Bosnia memproklamirkan
berdirinya Republik Srpska ddan meminta bantuan tentara federal Yugoslaia,
Pada 3 Maret 1992, Muslim Bosnia mendeklarasikan kemerdekaanya dari
Yugoslavia sekali lagi, perang di
Bosnia-Herzegovina berlangsung sengit dan kejam karena Bosnia banyak menyimpan
kepentingan Serbia disana seperti 60% industri baik milimter maupun non militer
ada di sana, etnis Serbia merupakan mayoritas kedua di Bosnia
Tentu saja Yugoslavia tak ingin melihat wilayahnya yang sangat strategis
dan sarat kepentinganya hilang begitu saja akhirnya Yugoslavia mengerahkan
tentara nya untuk menguasai kembali Bosnia tapi kini tujuan utama Yugoslavia
adalah membentuk negara Serbia Raya, dalam perang ini mereka mengusir
orang-orang non serbia di daerah yang didukinya serta melakukan pembunuhan dan
perkosaan pada wanita-wanita Kroasia dan Serbia agar mereka melahirkan
anak-anak beretnis Serbia dan suatu saat Serbia akan mengklaim wilayah itu
sebagai kekuasaanya
Akhirnya Perang ini pun dapat dihentikan setelah pasukan Bosnia dan
Kroasia dengan dibantu para mujahidin dan pasukan NATO berhasil mengusir Serbia
dari Bosnia dan Kroasia hingga memukul mundur sampai Beograd dan memaksanya
menandatangani Perjanjian Dayton.
Kosovo
Pada
tahun 1999, Kosovo yang merupakan wilayah otonomi serbia namun didominasi etnis
Albania bergejolak menuntut kemerdekaan lau Serbia bereaksi keras dengan
mengirimkan militer untuk memadamkan pembrontakn tersebut yang menyebabkan
banjirnya kaum pengungsi etnis Albania ke wilayah tetangga Serbia. Sepuluh
minggu kemudian, NATO yang ingin mengikis pengaruh Rusia di Balkan melalui Pan-Slavia
nya serta mengentikan pembersihan etnis yang dilakukan Milosevic, tanpa mandat
PBB menyerang Serbia lalu membentuk pasukan keamanan dan pemerintahan sementara
melalui Commanded Kosovo Force (K-FOR) dan UN Mission in Kosovo (UNMIK) kemudian
menjalankan kekuasaan, kecuali di wilayah berpopulasi etnis Serbia di utara
Kosovo. Akhirnya Milosevic menyerah dan Kosovo diberikan di bawah pengawasan
internasional. Setelah itu giliran penduduk etnis Serbia yang dibersihkan oleh
KLA. Kelompok gerilyawan Albania yang disertai juga penghancuran peninggalan-
peninggalan budaya Serbia di Kosovo sebagai jalan menghapuskan jejak orang
Serbia di sana. Tujuan utama KLA sendiri adalah menggabungkan Kosovo dan
berbagai wilayah Balkan lainnya yang dihuni orang Albania ke dalam suatu Negara
Albania Raya, seperti yang terjadi pada masa Perang Dunia II. Sejak saat itu, elite politik Kosovo bertekad
untuk segera memerdekakan Kosovo. Dan Hasil referendum yang dilakukakn Kosovo
pada September 2007 yang diboikot warga etnis Serbia atas instruksi Beograd, mengkonfirmasikan aspirasi tersebut. Lalu pada
17 Februari 2008 Kosovo mendeklarasikan
kemerdekaanya.
Perang Yugoslavia, Bencana Kemanusiaan di Balkan
4/
5
Oleh
Unknown