“ Sudah cukup baik bahwa orang-orang tidak
paham sistem perbankan dan moneter kita, karena jika mereka paham, saya percaya
akan ada revolusi sebelum besok pagi..”(Henry Ford)
Banyak
dari kita selama ini menganggap bahwa Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed merupakan
bagian dari lembaga pemerintahan Amerika Serikat, namun sebenarnya The Fed
adalah lembaga swasta yang berada diluar jangkauan pemerintahan Amerika Serikat
Selama
puluhan tahun The Fed telah memainkan peran dominan sebagai pencetak uang dolar
AS, yang digunakan sebagai satu-satunya alat transaksi resmi dalam perdagangan internasional
(sebelum pengakuan atas Euro dan Yuan oleh IMF). Sehingga Bank Indonesia serta
banyak bank sentral lainya di banyak negara selalu mempertimbangkan
keputusan-keputusan The Fed ketika akan membuat kebijakannya. Sehingga
kekuasaan The Fed pun menjadi sangat luar biasa, tidak hanya untuk di dalam
Amerika Serikat tapi juga di seluruh dunia.
Keberadaan
Bank Cadangan Federal (selanjutnya disebut The Fed), ini diselimuti sejumlah
mitos dan misteri. Misteri dan mitos ini termasuk dalam soal nama, kepemilikan,
(konon) independensinya terhadap pengaruh eksternal, dan anggapan tentang
komitmennya atas stabilitas pasar, pertumbuhan ekonomi dan kepentingan umum.
Mitos The Fed Milik Pemerintah
Mitos
utama yang diketahui publik kebanyakan baik di dalam maupun di luar Amerika
Serikat, adalah bahwa The Fed dimiliki oleh pemerintah Federal, seperti yang
tersirat dalam nama: Federal Reserve Bank. Namun pada kenyataannya ia adalah
lembaga swasta dengan pemegang sahamnya adalah bank-bank swasta; jadi ia sebenarnya
merupakan “banknya para bankir.” Seperti perusahaan lain, ia dipandu oleh dan
berkomitmen untuk kepentingan para pemegang sahamnya–meskipun secara formal ada
dalam pengawasan Kongres.
Pilihan
kata “federal” dalam nama bank tampaknya menimbulkan kekeliruan yang sengaja
dirancang untuk menciptakan kesan bahwa bank tersebut memiliki entitas publik.
Memang kekeliruan dalam mengidentifikasi kepemilikan itu bukan hanya karena
dampak atau kesan yang diciptakan oleh namanya. Lebih penting lagi, hal itu
juga secara resmi dan eksplisit dinyatakan dalam di situsnya: “Federal Reserve
System” memenuhi misi publik sebagai entitas independen dalam pemerintahan. Ia
bukanlah milik siapa pun dan bukan pribadi, atau lembaga pencari profit”.
Membuka
kedok yang terang-terangan keliru ini, pernah seorang anggota Kongres Louis
McFadden, Ketua Komite Perbankan dan Mata Uang di tahun 1930-an, menggambarkan
The Fed dalam ungkapan berikut:
“ Beberapa orang berpikir bahwa Federal
Reserve Bank adalah lembaga Pemerintah Amerika Serikat. Mereka adalah monopoli
swasta yang memangsa orang-orang Amerika Serikat untuk kepentingan diri mereka
sendiri dan pelanggan asing mereka; spekulan dan penipu asing dan domestik;
orang kaya dan para predator pemberi pinjaman uang...”
Fakta
bahwa The Fed, pertama dan terutama, berkomitmen untuk kepentingan para
pemegang saham, bank-bank komersial, ini menjelaskan mengapa kebijakan
moneternya semakin melayani kepentingan industri perbankan dan, lebih umum,
kepentingan oligarki keuangan. Deregulasi yang luas yang menyebabkan krisis
keuangan tahun 2008, skandal talangan dana perbankan dalam menanggapi krisis,
kelanjutan siraman uang bebas bunga kepada lembaga-lembaga keuangan yang
disebut “terlalu besar untuk gagal (too-big-to-fail)”, kegagalan untuk
memberlakukan pembatasan efektif atas lembaga-lembaga ini setelah krisis,
pemotongan brutal ala neoliberal di program jaring pengaman sosial untuk
membayar kerugian perjudian keuangan kelas atas, dan kebijakan penghematan
lainnya yang sama kejamnya, semua dapat ditelusuri ke kekuasaan politik dan
ekonomi oligarki keuangan, yang sebagian besar diberikan melalui kebijakan
moneter The Fed.
Hal
ini juga menjelaskan mengapa banyak pembuat kebijakan AS sebelumnya tidak
mempercayakan tugas penting pengedaran uang dan pengkreditan kepada bank swasta
pencari-laba:
Bank
Sentral [swasta] adalah lembaga permusuhan yang paling mematikan terhadap
prinsip-prinsip dan bentuk konstitusi kita. . . . Jika orang-orang Amerika
mengijinkan bank-bank swasta untuk mengontrol penerbitan mata uang mereka,
bank-bank dan perusahaan-perusahaan yang akan tumbuh di sekitar mereka akan
mencabut segala hak milik orang-orang sampai suatu saat anak-anak mereka akan
bangun tidur sebagai gelandangan di benua yang nenek moyang mereka taklukkan.
(Thomas Jefferson, Presiden ke-3 AS).
Di
tahun 1836, Andrew Jackson menghapuskan Bank Amerika Serikat, dengan alasan
bahwa hal itu memberikan pengaruh yang tidak semestinya dan tidak sehat
terhadap perekonomian nasional. Sejak saat itu hingga tahun 1913, Amerika
Serikat tidak mengijinkan pembentukan bank sentral swasta. Selama periode
hampir tiga perempat abad itu, kebijakan moneter dijalankan, kurang lebih,
menurut Konstitusi AS: Hanya “Kongres harus memiliki kuasa atas uang koin,
mengatur nilai daripadanya “(Pasal 1, Pasal 8, Konstitusi AS). Tidak lama
sebelum pembentukan Federal Reserve Bank pada tahun 1913, Presiden William Taft
(1909-1913) berjanji untuk memveto setiap undang-undang yang berisi pembentukan
bank sentral swasta.
Segera
setelah Woodrow Wilson menggantikan William Taft sebagai presiden, Federal
Reserve Bank didirikan (23 Desember 1913), sehingga sentralisasi kekuatan
bank-bank AS menjadi sebuah entitas swasta yang dikontrol melalui suku bunga,
jumlah uang beredar, penciptaan kredit, inflasi, dan (dengan jalan berputar)
lapangan kerja. Bank ini juga bisa meminjamkan uang kepada pemerintah dan
menghasilkan bunga, atau fee–uang yang dapat dibuat pemerintah
secara gratis. (Situasi) ini mengiringi awal kenaikan bertahap dari utang
nasional, karena untuk selanjutnya pemerintah lebih mengandalkan pinjaman dari
bank ketimbang swadana, seperti yang dilakukan sebelum pemberian kekuasaan
sistem pembuatan (percetakan_pent.) uang kepada perbankan swasta. Namun,
tiga tahun setelah menandatangani Federal Reserve Act menjadi Undang-Undang,
Wilson nyatakan seperti dikutip berikut:
“ Saya adalah manusia yang paling tidak
berbahagia. Saya telah sengaja merusak negara saya. Sebuah negara industri
besar dikendalikan oleh sistem kredit. Sistem kredit kami yang terkonsentrasi.
Oleh karena itu, pertumbuhan bangsa dan semua kegiatan kami berada di tangan
beberapa orang. Kami datang untuk menjadi salah satu pemerintahan yang
terburuk, salah satu pemerintahan yang benar-benar ada dalam kendali dan dominasi
di dunia yang beradab. Tidak lagi pemerintahan dengan pendapat yang bebas,
tidak lagi pemerintahan oleh keyakinan dan suara mayoritas, tetapi pemerintah
dengan pendapat dan paksaan dari sekelompok kecil orang yang dominan..”
Sementara
banyak pemikir independen dan pembuat kebijakan di masa lalu melihat kekuatan
tidak terkendali dari bank sentral swasta sebagai wakil yang tidak diizinkan
untuk mengganggu kebijakan moneter/ekonomi negara, sebagian besar ekonom dan
pembuat kebijakan hari ini justru melihat independensi bank sentral dari
orang-orang dan badan-badan pemerintah yang terpilih sebagai suatu keyakinan...!
Mitos
Independensi The Fed
Mitos
lain tentang The Fed adalah bahwa ia independen, murni teknokratis atau entitas
pembuat kebijakan nirlaba yang semata-mata mengabdi untuk kepentingan nasional,
bebas dari semua pengaruh eksternal. Memang, bab tertentu dalam buku pelajaran
ekonomi makro di setiap perguruan tinggi atau sekolah menengah, mengajarkan
uang dan perbankan atau keuangan dikhususkan untuk “keuntungan” yang
“independen” dari bank sentral swasta untuk menentukan tingkat persediaan uang
yang “sesuai”, inflasi atau volume kredit yang mungkin diperlukan oleh suatu
perekonomian–selalu menyamakan independensi otoritas yang ditunjuk dan warga
negara dengan independensi pada umumnya.
Akan
tetapi pada kenyataannya, independensi bank sentral berarti indepensi dari
rakyat dan dari badan-badan yang ditunjuk oleh pemerintah—bukan (independen)
dari kepentingan keuangan yang kuat.
Independensi
berarti bank sentral benar-benar telah ditangkap oleh kepentingan Wall Street,
kepentingan perbankan yang sangat besar. Mungkin ia independen dari politisi,
tapi itu tidak berarti bahwa ia wasit yang netral. Selama Depresi Besar dan
sesudahnya, The Fed mengambil isyarat dari Kongres. Sepanjang dekade 1940-an,
Federal Reserve secara praktis tidak independen. Ia butuh perintah-perintah
dari Gedung Putih dan Departemen Keuangan—dan itu adalah dekade yang paling
sukses dalam sejarah ekonomi Amerika.
Mitos The Fed Untuk Kepentingan Nasional
Mitos
lai terkait dengan The Fed adalah klaim tentang komitmennya untuk kepentingan
nasional dan/atau masyarakat. Asumsi tentang misi ini dilakukan melalui
kebijakan moneter yang akan mengurangi gelembung keuangan, menyesuaikan kredit
atau uang beredar untuk kebutuhan komersial dan manufaktur, dan menyuntikkan
daya beli ke dalam perekonomian melalui investasi skala besar dalam proyek-proyek
infrastruktur, sehingga mendorong stabilitas pasar dan ekspansi ekonomi.
Hal
itu memang terjadi segera setelah Depresi Besar dan Perang Dunia II ketika The
Fed harus mengikuti pedoman Kongres, Gedung Putih dan Departemen Keuangan.
Sebagai akibat kerangka peraturan kebijakan ekonomi New Deal yang
membatasi peran bank komersial untuk intermediasi keuangan antara penabung dan
investor, maka modal keuangan pindah bersama-sama dengan modal industri, karena
pada dasarnya memberi pelumas pada roda industri, atau produksi. Dalam situasi
ini, ketika sebagian besar lembaga keuangan berfungsi sebagai saluran bagi
tabungan nasional yang dikumpulkan untuk investasi produktif, gelembung
keuangan menjadi jarang terjadi, bersifat sementara dan kecil.
Tidak
demikian di era modal keuangan. Dibebaskan dari kendala peraturan periode
pasca-Perang Dunia II (yang menentukan jenis, jumlah dan bidang investasi),
sektor keuangan secara efektif telah berubah menjadi kasino raksasa. Dengan
demikian, The Fed telah mengubah kebijakan moneter (sejak zaman Alan Greenspan)
menjadi instrumen untuk memperkaya kaum kaya dengan menciptakan dan menjaga
gelembung harga aset. Dengan kata lain, kebijakan moneter The Fed telah efektif
berubah menjadi sarana redistribusi (kekayaan_pent.) dari bawah ke atas.
Ini
bukan spekulasi atau teori konspirasi: efek redistributif dari kebijakan The
Fed yang menyokong oligarki keuangan didukung oleh fakta-fakta dan angka yang
tak terbantahkan. Sebagai contoh, sebuah penelitian terbaru oleh Pusat
Penelitian PEW tentang distribusi pendapatan/kekayaan (diterbitkan pada 9
Desember 2015) menunjukkan bahwa polarisasi sosial-ekonomi yang sistematis dan
meningkat telah menyebabkan penurunan tajam dalam jumlah orang Amerika
berpenghasilan menengah.
Penelitian
ini mengungkapkan bahwa, untuk pertama kalinya, rumah tangga berpenghasilan
menengah tidak lagi merupakan mayoritas dari Amerika pemilik rumah: “Sekali
dalam mayoritas, jumlah orang dewasa di rumah tangga berpenghasilan menengah
pada tahun 2015 sama dengan gabungan jumlah orang-orang di rumah tangga
berpenghasilan bawah dan atas.”Secara khusus dikatakan, pada tahun 1971 orang
dewasa di rumah tangga berpenghasilan menengah berjumlah 60,1 persen dari total
populasi orang dewasa, sekarang hanya 49,9 persen.
Menurut
laporan PEW, pangsa penghasilan nasional yang diperoleh rumah tangga
berpenghasilan menengah turun dari 62 persen pada tahun 1970 menjadi 43 persen
pada 2014. Selama periode yang sama, pangsa penghasilan rumah tangga
berpenghasilan tinggi meningkat dari 29 persen menjadi 49 persen.
Sejumlah
kritikus berpendapat bahwa, dengan menggunakan proxy-nya yang berada dalam
kepemimpinan The Fed dan Departemen Keuangan, oligarki keuangan memanfaatkan
krisis keuangan 2008 sebagai shock therapy untuk mentransfer
triliunan dolar uang pembayar pajak ke dalam poketnya, sehingga lebih
memperparah distribusi sumber daya yang tidak adil. Studi PEW jelas menegaskan
perampasan sumber daya nasional ini oleh elit keuangan. Hal ini
menunjukkan bahwa laju ketimpangan telah meningkat secara cepat pasca guncangan
pasartahun 2008, ketika aset dari re-inflasi hampir secara eksklusif mengalir
untuk kepentingan oligarki keuangan.
Proxy
(wakil/kaki-tangan_pent.) dari oligarki keuangan di pusat pembuatan
kebijakan ekonomi tampaknya tidak lagi membenci destabilisasi gelembung yang
turut mereka ciptakan. Mereka tampaknya percaya (atau berharap) bahwa
kemungkinan gangguan dari meledaknya salah satu gelembung bisa diimbangi dengan
menciptakan gelembung lain! Dengan demikian, setelah gelembung dot-com, datang
gelembung perumahan; setelah itu, harga energidan gelembungpasar negara
berkembang, setelah itu, gelembung pasar junk bond, dan sebagainya.
Dengan cara yang sama seperti The Fed kembali mengembangkan gelembung demi
gelembung, itu juga meredistribusi secara sistematis kekayaan dan pendapatan
dari bawah ke atas.
Ini
merupakan tren yang sangat menyenangkan karena, di luar isu-isu keadilan sosial
dan ketidakamanan ekonomi untuk massa rakyat, kebijakan menciptakan dan
melindungi gelembung aset secara reguler juga tidak berkelanjutan dalam jangka
panjang. Tidak peduli berapa lama atau berapa banyak mereka dapat meluaskan
gelembung—seperti pajak dan sewa dalam feodalisme—pada akhirnya dibatasi oleh
jumlah nilai riil yang dihasilkan dalam perekonomian.
Adakah
solusi bagi kerusakan ekonomi/masyarakat dari negara-negara inti kapitalis
dengan kebutuhan akumulasi kapital keuangan parasit—yang sebagian besar dibina
atau difasilitasi oleh bank sentral-bank sentral swasta dari negara-negara ini?
Ya,
memang ada solusi. Solusi pada akhirnya adalah politik. Hal ini membutuhkan
kebijakan politik yang berbeda dan/atau: politik yang melayani kepentingan
mayoritas rakyat, bukan melayani komplotan oligarki keuangan.
Fakta
bahwa bank-bank komersial pencari-laba dan perantara keuangan lainnya adalah
sumber utama dari ketidakstabilan keuangan hampir tidak diperdebatkan. Hal ini
sama terkenalnya bahwa, karena pengaruh ekonomi dan politik mereka, kepentingan
keuangan yang kuat dengan mudah menumbangkan peraturan pemerintah, sehingga
secara berkala mereproduksi ketidakstabilan keuangan dan gejolak ekonomi.
Sebaliknya, bank sektor publik akan dapat meyakinkan deposan mereka secara
lebih baik tentang keamanan tabungan mereka, serta langsung membantu
mengarahkan tabungan mereka untuk alokasi kredit yang menguntungkan secara
sosial dan investasi produktif.
Mengupas Misteri dan Mitos tentang Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed
4/
5
Oleh
Unknown