Monday, January 18, 2016

Dinamika Perluasan Keanggotaan Uni Eropa (EU)

Uni Eropa (EU) merupakan organisasi regional yang cukup maju dan terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Meskipun berada dalam satu payung organisasi, tidak berarti bahwa hubungan antar anggota EU selalu berjalan mulus. Misalnya hubungan Jerman dan Perancis yang dulu sempat memanas selama berabad-abad. Hubungan antara kedua negara ini mengalami masa yang paling dramatis, selama Perang Dunia I dan II, khususnya terkait dengan tindakan keji yang dilakukan rezim diktator Nazi (Kedutaan Besar Perancis di Indonesia dan Timor Leste, n.d). Namun penandatanganan Traktat Elysée pun akhirnya terjadi antara Konrad Adenauer dan Charles de Gaulle pada tanggal 22 Januari 1963, dimana perjanjian tersebut merupakan komitmen kedua negara untuk mencapai kesamaan pandangan terkait isu di bidang ekonomi, politik, dan budaya. Jerman dan Perancis pun telah berhasil mencapai rekonsiliasi dengan baik, dan traktat tersebut telah mendorong terciptanya persahabatan dan kedekatan antara keduanya. Keduanya pun membentuk Lembaga Perancis-Jerman untuk urusan Pemuda yang bertujuan mempertemukan pemuda dari kedua negara agar bisa saling berinteraksi dan bertukar pikiran. 


Dalam kerangka “Segitiga Weimar”, kedua negara juga mendapat dukungan dari Polandia terkait integrasi Eropa. Meskipun kerap memiliki posisi berbeda menyangkut isu-isu tertentu, namun Perancis dan Jerman telah mampu membuktikan bahwa keduanya bisa memahami posisi masing-masing dan bersedia mencari penyelesaian masalah yang bisa diterima kedua belah pihak (Kedutaan Besar Perancis di Indonesia dan Timor Leste, n.d). Jerman dan Perancis berkomitmen untuk mewujudkan demokrasi dan kebebasan di Mali, sehingga negara ini mampu memutuskan nasibnya sendiri.Hubungan yang kurang harmonis terjadi antara Jerman dan Inggris. Hubungan keduanya mengalami ketegangan menyusul klaim bahwa kedutaan Inggris di Berlin digunakan untuk memata-matai Jerman. BBC edisi 8 November 2013 bahkan melansir bahwa salah seorang menteri senior Jerman mengatakan pemerintah Jerman tengah mengalami krisis kepercayaan terhadap Inggris dan tidak akan ada lagi ‘business as usual’ antara keduanya (BBC, 2013).

Pada bulan Juni 2003, European Council menyatakan bahwa ‘masa depan Balkan Barat termasuk Bosnia dan Herzegovina adalah di tangan EU’. Tiga tahun setelahnya, tepatnya 16 Juni 2008, EU dan Bosnia-Herzegovina menandatangani Stabilization and Association Agreement (SAA) yang merupakan langkah awal permohonan menjadi anggota EU (Ateş, 2011). SAA merupakan wujud kebijakan EU untuk terlibat di Bosnia. EU meyakini bahwa  jika kawasan Bosnia-Herzegovina stabil, maka keamanan dan stabilitas Uni Eropa pun akan terjaga. EU pun membentuk sejumlah institusi untuk menstabilkan Bosnia, diantaranyaEuropean Commission Delegation, EUFOR, EUSR, dan EUPM. European Commission Delegationdibentuk tahun 1996. EU-Force (EUFOR)-Operation Althea merupakan pengerahan militer di Bosnia-Herzegovina untuk mengawasi pelaksanaan operasi militerDayton Agreement, menyusul berakhirnya misi NATO di Bosnia-Herzegovina (SFOR), EU pun meluncurkan EUFOR pada tanggal 2 Desember 2004 (Ateş, 2011).EU Special Representative (EUSR) merupakan organisasi yang memastikan berjalannya pendekatan EU terkoordinir untuk membangun perdamaian dan stabilitas yang mandiri dengan membantu negara berkembang melebihi implementasi damai menuju integrasi Eropa. EU Plolicy Mission (EUPM) merupakan institusi yang bertugas memonitor pembangunan kepolisian yang berkelanjutan, profesional, dan multienis di Bosnia (Ateş, 2011). Keterlibatan EU di Bosnia menunjukkan adanya peningkatan komitmen untuk mempromosikan demokrasi, rule of law, dan hak asasi manusia.

EU memiliki sejumlah kerjasama dengan non-anggota EU. EU memiliki Kebijakan Kawasan Eropa (European Neighbourhood Policy/ENP) yang mencakuplebih dari perjanjian dan kerjasama perdagangan, dintaranya ikatan politik, peningkatan integrasi ekonomi, dan peningkatan mobilitas dan hubungan warga negara. ENP ini semakin lengkap dengan adanya Kemitraan Timur, yakni upaya peningkatan hubungan politik dan perdagangan antara EU dengan Armenia, Azerbaijan, Belarusia, Georgia, Moldova, dan Ukraina (Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam, dan ASEAN, n.d). EU juga memiliki kebijakan “Sinergi Laut Hitam” yang berlaku sejak 2008, yang mana strategi tersebut menstimulasi reformasi demokrasi dan ekonomi di kawasan Laut Hitam sekaligus menyuarakan pembangunan serta mendorong resolusi konflik secara damai. Di samping berfokus pada kawasan Eropa dan sekitarnya, EU juga menjalin kerjasama dengan negara-negara Asia Tengah, yakni Kazakhstan, Kirgiztan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan, untuk memberantas penyelundupan obat-obatan terlarang, meningkatkan pengelolaan perbatasan, dan kerjasama menyangkut pendidikan, energi, supremasi hukum, lingkungan hidup, air, dan transportasi (Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam, dan ASEAN, n.d). EU memiliki tiga negara Dewan Arktika diantara anggotanya, yang mana kebijakan EU menyangkut Arktika berfokus pada tiga sasaran, yakni melindungi dan melestarikan kawasan Arktika bekerjasama dengan penduduknya; menggalakkan penggunaan sumber daya secara berkelanjutan; dan memperkuat kerjasama internasional. Kemitraan Eropa-Mediterania (Euro-Mediterranean Partnership/EUROMED) dibentuk untuk menstimulasi integrasi ekonomi dan reformasi demokrasi di 16 negara tetangga yang terlatak di sebelah selatan EU, yakni kawasan Afrika Utara dan Timur Tengah. Tujuan dibentuknya EUROMED adalah memulihkan Laut Mediterania dari pencemaran, peningkatan hubungan transportasi laut dan darat, mengantisipasi dan menangani bencana alam, mengembangkan energi surya, dan sebagainya. EU bersama Norwegia, Islandia, dan Rusia pun menggalang kerjasama di bidang lingkungan hidup, kesehatan masyarakat, kesejahteraan sosial, budaya, transportasi, dan pangan (Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam, dan ASEAN, n.d).

Terkait keinginan Turki untuk bergabung sebagai anggota EU, Jerman membuka kesempatan Turki untuk bergabung. Jerman dikabarkan siap memulai negosiasi keanggotaan Turki, setelah sempat protes atas kekerasan aparat Turki terhadap demonstran anti-pemerintah pada bulan Juni 2013. Proses negosiasi direncanakan bulan Noveember 2013, dimana keputusan ini disambut baik oleh Turki (Anggoro, 2013). Reuters edisi 21 Oktober 2013 melansir bahwa Menteri Urusan EU Turki, Egemen Bagis, menyatakan Turki telah memiliki standar demokrasi dan penegakan HAM yang setara dengan anggota EU lainnya, sehingga sebenarnya tidak ada alasan bagi EU untuk menolak Turki. Sejak 1987, Turki telah mendaftar sebagai anggota EU, namun karena banyaknya agenda politik negara anggota EU yang lain, jalan Turki menuju EU pun tidak mulus. Salah satunya adalah kasus sengketa Turki dengan Siprus yang membuat Siprus menolak Turki untuk masuk menjadi anggota EU (Anggoro, 2013).

EU juga memperkuat kerjasama dengan organisasi regional lainnya. Selama lebih dari tiga puluh tahun, EU dan ASEAN telah mengembangkan kerjasama yang cukup erat. Kedua organisasi ini memiliki program kerjasama dengan tujuan yang sejalan, yakni menyangkut perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan. Keduanya juga memperkuat kerjasama multilateral untuk menyelesaikan beragam persoalan (Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam, dan ASEAN, n.d). Tahun 2008, total nilai perdagangan antara keduanya telah menembus € 135 miliar yang menjadikan EU sebagai mitra dagang terbesar kedua ASEAN setelah Jepang. Selain mengucurkan dana sebesar € 1,3 miliar selama periode tahun 2007-2013 kepada setiap egara anggota ASEAN, EU juga mengeluarkan € 70 juta di tingkat regional melalui Sekretariat ASEAN untuk mendukung integrasi ASEAN. Masing-masing negara anggota EU juga mengucurkan dana  kepada ASEAN. Bantuan-bantuan di atas membuat EU menjadi donor terbesar bagi ASEAN (Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam, dan ASEAN, n.d). Komitmen EU untuk melakukan kerjasama multilateralisme juga bisa dilihat dari relasi yang dijalin dengan PBB. Kerjasama antara keduanya menyangkut development, mengatasi perubahan iklim, peace building di daerah konflik, bantuan kemanusiaan di wilayah krisis, memerangi korupsi dan kejahatan, masalah buruh, kesehatan global seperti HIV/AIDS, dan budaya (European Union, n.d). EU aktif berperan dalam mengembangkan dan mengimplementasikan UN Conventions and Protocolsdan aktif ambil bagian dalam konferensi global yang digelar PBB, misalnya World Summit on Information Society, Kobe Disaster Reduction Conference, dan sebagainya.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa EU telah mengembangkan sayapnya dan membuktikan eksistensinya sebagai organisasi regional berskala internasional. Sebagai organisasi regional, EU tidak hanya berfokus pada pengembangan organisasi secara internal, tetapi juga secara eksternal. Hal ini bisa dilihat dari sejumlah kerjasama yang dilakukan EU dengan negara-negara di luar kawasan EU. EU juga telah menunjukkan pengaruhnya dengan menjadi mitra dagang terbesar kedua ASEAN setelah Jepang. Penulis memandang bahwa apa yang telah dilakukan EU adalah bentuk perluasan kebijakannya demi menjadi organisasi regional yang mampu berpengaruh dalam konstelasi internasional. Tidak bisa dipungkiri bahwa EU adalah organisasi regional yang besar dan telah menjadi contoh bagi organisasi-organisasi regional di belahan bumi yang lain.

Referensi
Anggoro, Wahyu Dwi (2013) Jerman Buka Kesempatan Turki Gabung Uni Eropa [WWW] Available from: http://international.okezone.com/read/2013/10/21/414/884431/jerman-buka-kesempatan-turki-gabung-uni-eropa [Accessed 28/12/13]
Ateş, Gürkan (2011) EU’s Policy towards Bosnia-Herzegovina [WWW] Available from: http://www.gurkanates.com/index.php?option=com_content&view=article&id=11:eus-policy-towards-bosnia-herzegovina&catid=8:uluslararasi-lkler&Itemid=17 [Accessed 28/12/13]
BBC (2013) Strained Relations between Germany and UK [WWW] Available from:http://www.bbc.co.uk/news/world-europe-24874739 [Accessed 28/12/13]
Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, Brunei Darussalam, dan ASEAN (n.d) Kebijakan-kebijakan utama UE - Wilayah [WWW] Available from:http://eeas.europa.eu/delegations/indonesia/key_eu_policies/regions/index_id.htm[Accessed 28/12/13]
European Union (n.d) The EU’s Relations with the United Nations [WWW] Available from:http://eeas.europa.eu/organisations/un/index_en.htm [Accessed 28/12/13]
Kedutaan Besar Perancis di Indonesia dan Timor Leste (n.d) Jerman dan Perancis Mengabdi untuk Eropa, Lebih dari Sebelumnya! [WWW] Available from:http://www.ambafrance-id.org/Jerman-dan-Perancis-mengabdi-untuk [Accessed 28/12/13]


Dinamika Perluasan Keanggotaan Uni Eropa (EU)
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.