Friday, November 27, 2015

Perang Vietnam (1945 - 1975), Perang Rahasia Blok Barat - Blok Timur


Pada tanggal 2 September 1945 di Hanoi, Ho Chi Minh yang memimpin Gerakan kemerdekaan Vietnam yang disebut Vietminh mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam. Kemerdekaan vietnam mulai terancam dengan kedatangan tentara Inggris yang mendarat di Indochina untuk melucuti pasukan Jepang, ternyata juga dboncengi pasukan Perancis yang ingin menjajah lagi bahkan Inggris juga turut membantu Perancis untuk berkuasa lagi di Indochina.

Posisi Ho Chi Minh yang belum kuat, membuatnya tak berdaya menahan tekanan Perancis. Dia terpaksa membolehkan pasukan Perancis masuk ke Vietnam bagian utara guna menggantikan tentara China nasionalis yang juga ditugaskan melucuti Jepang. Dari sinilah niat Perancis untuk menguasai kembali Vietnam dan wilayah Indochina lainnya semakin jelas kelihatan!

Melihat maksud Perancis tersebut, Ho Chi Minh yang posisinya belum kuat memilih cara perundingan untuk menghindarkan ancaman terhadap kemerdekaan yang baru diproklamasikannya.
Namun jurang perbedaan mereka tak terjembatani dengan perundingan, sehingga September 1946 tercapailah ‘kesepakatan untuk tidak sepakat’. Dengan posisi ini, maka Ho menyimpulkan bahwa satu-satunya cara mempertahankan kemerdekaan clan kedaulatan Vietnam hanyalah lewat senjata. Situasi ini muncul tatkala dalam bulan November 1946 pecah insiden di kota pelabuhan Haiphong antara pasukan Perancis dengan Viet Minh.

Perancis memanfaatkan momentum ini untuk mengenyahkan Ho Chi Minh. Tentara Perancis segera menguasai ibukota Hanoi dan Ho Chi Minh bersama pasukannya mundur ke pedalaman. Pada 19 Desember Jenderal Vo Nguyen Giap mengumumkan perang perlawanan nasional yang melibatkan seluruh rakyat Vietnam. Untuk memperlemah pelawanan tersebut, Perancis melakukan politik divide et impera, termasuk membenuk pemerintahan boneka yang dipegang oleh Raja Bao Dai di Vietnam Selatan. Perancis juga meniupkan bahwa perang ini bukanlah sekadar peperangan kolonial, melainkan sudah merupakan bagian dari Perang Dingin melawan ekspansi komunisme. Sehingga Amerika Serikat pun mulai termakan dengan apa yang ditiuptiupkan Perancis itu. 

Pada 20 November 1953, Pasukan Perancis menempatkan sebanyak 16.000 pasukannya di Bien Phu, yaitu sebuah lembah pegunungan di sepanjang perbatasan Vietnam Utara dan Laos Utara. Dari Dien Bien Phu, Perancis bermaksud untuk mengawasi daerah perbatasan di antara kedua negara. Hal ini dianggap perlu karena Viet Minh melakukan pergerakan komunis dilengkapi dengan persenjataan di Laos, Pathet Lao.
Militer Perancis percaya bahwa Lembah Dien Bien Phu yang memiliki panjang 19 kilometer dan lebar 13 kilometer, aman dari serangan Viet Minh. Namun pada minggu-minggu dan bulan-bulan berikutnya, pasukan Vietnam dibawah pimpinan Jenderal Giap, menyiapkan penyerangan ke Dien Bien Phu. Dengan bantuan lebih dari 200.000 orang kuli pengangkut barang, Viet Minh mengatur pengangkutan artileri berat ke gunung-gunung yang mengelilingi lembah Dien Bien Phu.

Pada bulan Maret 1954, Viet Minh memulai penyerangan mereka terhadap pasukan Perancis di Dien Bien Phu. Pada tanggal 7 Mei 1954, mereka berhasil menaklukan pusat komando Perancis. 9.500 anggota pasukan kolonial Perancis ditangkap. Ini merupakan kekalahan paling buruk dalam sejarah pasukan kolonial Perancis.

Lebih dari 20.000 pasukan Viet Minh dan lebih dari 3.000 pasukan Perancis terbunuh dalam pertempuran di Dien Bien Phu. Perang antara Viet Minh dengan Perancis yang telah berlangsung selama sembilan tahun, telah menelan korban jiwa yang sangat besar, diperkirakan lebih dari satu juta warga sipil tewas serta 200.000 hingga 300.000 pasukan Viet Minh dan lebih dari 95.000 anggota pasukan kolonial Perancis telah kehilangan nyawanya juga.

Pasca kemenangan telak pasukan Ho Chi Minh atas Perancis di Dien Bien Phu, telah berhasil ,memaksa Perancis menandatangani Perjanjian Jenewa antara pihak Viet Minh dan Perancis pada 20 Juli 1954, yang memutuskan beberapa hasil penting antara lain, membagi Vietnam untuk sementara waktu menjadi 2 dengan garis lintang 17 derajat sebagai batasnya dengan ketentuan orang-orang komunis di bawah pimpinan Ho Chi Minh mendapatkan Vietnam bagian utara, sedangakan Kaisar Bao Dai memimpin Vietnam selataan. Dalam perundingan tersebut juga disepakati tentang penyelenggaraan pemilu nasional yang akan diselenggarakan dua tahun lagi untuk menyatukan kembali Negara tersebut. Namun Amerika serikat menentang penyelenggaraan pemilu nasional karena khawatir Ho Chi Minh akan keluar sebagai pemenang. 

Dalam usahanya mengalahkan Ho Chi Minh, Amerika Serikat melalui badan inteljenya, CIA menempatkan Ngo Dhin Diem yang fasistik untuk memimpin Vietnam Selatan. Selanjutnya CIA berusaha memanaskan situasi di Vietnam dengan menjalankan “Operasi Phoenix” untuk menggagalkan pemilu nasional yang direncanakan berlangsung pada tahun 1956, sesuai dengan persetujuan Jenewa. Akhirnya pemilu nasional pun gagal digelar karena Ngo Dhin Diem, yang didukung Amerika Serikat menolak berpartisipasi pada pemilu nasional itu. 

Pada akhirnya Vietnam Selatan mengadakan pemilu sepihak diwilayahnya untuk mencari legitimasi rakyat  terbentuknya Republik Vietnam (Vietnam Selatan) dengan Ngo Dhin Diem sebagai presiden pertamanya. Setelah terbentuknya Republik Vietnam di Selatan, Amerika Serikat mengirimkan penasehat-penasehat militernya untuk melatih tentara negara tersebut. Aksi pertama Diem sebagai presiden adalah mengembalikan lagi tanah yang dibagi-bagikan kepada petani oleh Viet Minh(Komunis Vietnam) kepada tuan-tuan tanah, yang membuat petani-petani kecil menderita dan kecewa pada Diem. 

Diem juga memaksa para petani meninggalkan rumah-rumah mereka dan memindahkan mereka ke pemukiman yang diawasi ketat demi membendung dan menahan aktivitas kaum Komunis yang membuat kekecewaan rakyat makin memuncak. Benih-benih kekecewaan inilah dimanfaatkan gerilyawan komunis Vietnam utara untuk menghimpun aliansi militer di Vietnam Selatan dengan memicu terbentuknya National Liberatitation front (NLF) atau Front Pembebasan Nasional atau nantinya lebih dikenal dengan sebutan Vietkong di Vietnam Selatan, pada tahun 1960 yang merupakan sebuah kelompok perlawanan yang bertekad menjatuhkan Diem dan menyatukan kembali Vietnam. 

Pasukan NLF memperoleh senjata untuk melawan PasukanDhiem dari Vietnam Utara yang dipasok dua mitra utama mereka China dan Uni Soviet. Peralatan dan senjata itu dikirim ke selatan melalui terusan Truong Son, jalur terusan melalui negara tetangga mereka Laos dan Kamboja,yang membuat medan tempur makin rumit akhirnya Amerika Serikat pun tertekan karena tak dapat menyerang terusan ini tanpa memasuki ataupun menaklukkan kawasan negara-negara tersebut. Dalam masa yang sama, Laos dan Kemboja sendiri menghadapi pemberontakan oleh kumpulan-kumpulan Komunis di negara mereka. Di Laos, kumpulan Pathet Lao dipengaruhi dan dilengkapkan oleh Vietnam Utara. Kamboja secara rahasia membolehkan kawasannya digunakan oleh Vietnam Utara untuk pengiriman senjata kepada pemberontak di Vietnam Selatan. Perlawanan terhadap pemerintahan Ngo Dinh Diem semakin kuat dan terbuka, Vietnam Utara melancarkan operasi militer khusus di Vetnam Selatan. Sementara itu seiring menguatnya komunis di utara makain banyak negara yang terlibat dalam perang karena berbagai kepentingan untuk saling berebut pengaruh di Vietnam seperti Amerika Serikat, Uni Soviet dan Republik Rakyat China .

Pada tahun 1961, presiden Amerika Serikat yang baru terpilih, John F. Kennedy, mengirimkan 100 penasihat militernya yang pertama bersama dengan satu unit khusus dengan 400 tentara ke Vietnam. Pada tahun berikutnya, AS menambah jumlah pasukannya di Vietnam menjadi 11.000 tentara. Namun bantuan ini terasa sia-sia karena situasi di Vietnam selatan sudah parah, Presiden Ngo Dinh Diem dengan sikapnya yang semakin keras dan jauh dari rakyatnya sendiri, malah menjadi rintangan bagi AS. Karena itu, tiga minggu sebelum John F. Kennedy tewas terbunuh di Dallas pada 23 November 1963, dia mengizinkan dilancarkannya kudeta militer terhadap Ngo Dinh Diem pada 1 November. Presiden Vietnam selatan itu dan adiknya yang sekaligus penasihatnya, Ngo Dinh Nhu, terbunuh.

Pengganti Presiden Kennedy adalah wakilnya, Lyndon B. Johnson. Sikap Johnson dalam konflik Vietnam sangat keras dengan menggunakan berbagai cara untuk memenangkan perang di Vietnam, dengan mengirimkan Menhan Mc Namara ke Saigon untuk membantu Vietnam Selatann yang tak berdaya menghadapi Vietkong maupun infiltrasi Vietnam Utara. Lalu  mengganti Presiden Vietnam Selatan, Jenderal Duong Van Minh (Big Minh) dengan Jenderal Nguyen Khanh dengan kudeta yang dibantu Ameika Serikat. 

Pada tanggal 2 Agustus 1964, dua kapal pesiar Amerika Serikat yang mencegat gerakan infiltrasi Vietnam utara ke Selatan di tembaki oleh kapal-kapal patroli Vietnam Utara di Teluk Tonkin. Amerika bersikeras bahwa kapal-kapal pesiar itu berada di perairan internasional namun Vietnam utara mengatakan sebaliknya. Akhirnya “Insiden Teluk Tonkin” digunakan sebagai alasan untuk membom Vietnam Utara untuk pertama kalinya. Pada bulan Maret 1965, pesawat tempur AS memulai “Operation Rolling Thunder”, dengan  melakukan pemboman besar-besaran terhadap Vietnam Utara selama tiga setengah tahun 

Puncak Perang Vietnam terjadi pada tahun 1968, yaitu pada saat Amerika Serikat mengirimkan hampir setengah juta tentaranya ke Vietnam. Ditambah pasukan dari para negara sekutunya antara lain Australia, Selandia Baru, Korea Selatan, Filipina dan Thailand semuanya berjumlah 90.000 orang. Dan saat itu tentara Vietnam Selatan berjumlah 1,5 juta orang. Sementara itu Front Pembebasan Nasional di bawah kepemimpinan komunis, yang dijuluki Vietkonh, hanya memiliki kekuatan 400.000 pasukan.

Pada tanggal 1 Februari 1968, kekuatan Tentara Front Pembebasan Nasional (NFL) memulai serangan Tet ke 105 kota-kota di Vietnam Selatan. Walaupun Vietkong berhasil dipukul mundur dan mengalami kekalahan (kecuali di Hué), serangan Tet ini merupakan saat yang menentukan dalam Perang Vietnam. Serangan Tet berhasil menghancurkan moral tentara Amerika Serikat dan Vietnam Selatan yang mengakibatkan perubahan sikap Amerika Serikatsetelah serangan ini dengan tidak tertarik lagi ingin memenangkan perang. Tapi mereka hanya tidak ingin kehilangan reputasinya sebagai kekuatan militer terhebat.

Semenjak serangan Tet tentara Amerika Serikat mulai menarik kembali pasukan-pasukannya dari Vietnam. Tahun 1969 di Paris, AS, Vietnam Selatan, Vietnam Utara dan Vietkong melakukan negosiasi untuk menarik seluruh pasukan AS dari Vietnam. Pada tahun 1972, sebelum negosiasi Paris membawa hasil, AS telah mengurangi pasukannya sebesar 100.000 orang dari Vietnam.

Tanggal 30 Maret 1972, terjadi serangan komunis, tapi bukan oleh Vietkong melainkan oleh pasukan Vietnam Utara yang melewati garis demarkasi (17 derajat garis lintang utara) melanggar wilayah Vietnam Selatan. Pengeboman yang dilakukan secara terus-menerus oleh pesawat tempur AS, telah menyebabkan mundurnya pasukan Vietnam Utara.

Pada 27 Januari 1973 perjanjian perdamaian ditandatangani di Paris oleh Amerika Serika, Vietnam selatan, Vietnam Utara, dan Vietkong, dan sebulan kemudian perjanjian perdamaian juga tercapai di Laos. Akhirnya Pada 29 Maret 1973, pasukan terakhir Amerika Serikat meninggalkan Vietnam dan semua markas MACV (US Military Assistance Command Vietnam) ditutup dan pada waktu bersamaan pula pihak komunis membebaskan 590 tawanan Amerika Serikat. Akhir tahun itu pula jumlah kontingen militer AS di Vietnam dibatasi hanya 50 orang. Sekalipun Perjanjian Paris sudah diteken, namun di lapangan pasukan Vietnam Utara tetap menggempur pasukan Vietnam Selatan. 

Awal Januari 1975 pasukan Vietnam Utara mulai melancarkan serangan besar-besaran untuk menguasai Vietnam Selatan dengan terang-terangan menyerbu melalui perbatasan. Bulan Maret Presiden Vietnam Selatan, Nguyen Van Thieu yang telah berkuasa sejak 1967 memerintahkan pasukanya untuk mundur dari kawasan dataran tinggi di Vietnam Tengah dengan tujuan untuk memusatkan pertahanan Vietnam selatan di wilayah sekitar Saigon. Namun ternyata pengunduran diri itu menjatuhkan moril tentara Vietnam selatan, sehingga satu persatu wilayah kekuasaan Vietnam selatab dengan cepat jatuh ke tangan Vietnam Utara, seperti Quang Tri, Hue, Da Nang, Qui Nhon, Nha Trang, dan lain-lainnya. Akhirnya pada 12 April Nguyen Van Thieu mengundurkan diri, digantikan oleh Jenderal Duong Van Minh sebagai presiden sementara dan didampingi Marsekal Nguyen Cao Ky yang tetap menjadi wakil presiden yang membuat keadaan Vietnam Selatan makin kacau Pada 28 April tentara Vietnam Utara berhasil menguasai Saigon. Pertempuran dan pertumpahan darah hebat yang terus berlangsung akhirnya memaksa Presiden Vietnam Selatan yang baru dilantik, Jenderal Duong Van Minh menyatakan menyerah pada Vietnam utara tepat para 30 April 1975 yang menandai berkhirnya Perang Vietnam selama 30 tahun ini



Perang Vietnam (1945 - 1975), Perang Rahasia Blok Barat - Blok Timur
4/ 5
Oleh

Berlangganan via email

Suka dengan postingan di atas? Silakan berlangganan postingan terbaru langsung via email.